Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

7 Pemain Berlabel Timnas Ini Pernah Membela Persebaya & Arema: Semuanya Pernah Meraih Trofi

By Alvino Hanafi - Minggu, 6 Mei 2018 | 13:13 WIB
7 Pemain Berlabel Timnas yang Pernah Membela Persebaya & Arema: Semua Pernah Raih Trofi (BOLASPORT.COM)

Kendati Persebaya dan Arema memiliki rivalitas kental, bukan berarti tak ada pemain yang pernah membela kedua klub itu. Tercatat lebih dari 20 pemain baik asing, pemain Timnas Indonesia, atau lokal non-timnas pernah memperkuat kedua klub itu sejak era Liga Indonesia (1994).

Untuk pemain berlabel Timnas Indonesia, BolaSport.com setidaknya menghimpun ada tujuh pemain yang dalam kariernya pernah membela Bajul Ijo dan Singo Edan.

Hendro Kartiko


Hendro Kartiko(DOK. BOLA)

Karier senior pemain asal Banyuwangi ini dimulai pada 1994 bersama Persid Jember sebelum merantau ke Surabaya pada 1995. Di Surabaya, Hendro tak langsung bergabung dengan Persebaya, melainkan lebih dulu memperkuat raksasa Galatama, Mitra Surabaya, pada musim 1995-1998.

Selesai bersama Mitra Surabaya pada 1998, Hendro pun hengkang ke Persebaya. Ia kemudian sempat bergabung dengan PSM Makassar sebelum kembali membela Bajul Ijo pada musim 2004. 

(Baca Juga: Pesan Luis Milla untuk Indra Sjafri dan Fakhri Husaini)

Datang untuk kedua kalinya di Persebaya, Hendro sukses membawa tim kebanggaan Arek Suroboyo menjadi kampiun Liga Indonesia 2004.

Selepas membawa Bajul Ijo juara, Hendro pergi ke Persija. Hanya semusim di sana, Hendro kembali ke klub Jawa Timur untuk membela rival Persebaya, yakni Arema Malang, pada musim 2007.

Karier Hendro di Kota Apel hanya berlangsung semusim. Bersama Arema, prestasi terbaik Hendro adalah membawa Singo Edan masuk fase delapan besar Liga Indonesia.

Pada 2013, Hendro kembali lagi ke Arema. Bukan sebagai pemain, tapi menjadi pelatih kiper.

Gendut Doni


Gendut Doni, Mantan pemain timnas Indonesia.(KUKUH WAHYUDI/BOLA/BOLASPORT.COM)

Setelah menjadi pujaan Kota Tangerang dari tahun 2002-2004 bersama Persikota Tangerang, Gendut memutuskan menerima pinangan Persebaya pada putaran kedua Liga Indonesia musim 2004.

Keputusan pemain asal Salatiga ini untuk hijrah ke Kota Pahlawan rupanya tepat. Gendut berhasil mengangkat trofi Liga Indonesia 2004 bersama Persebaya.

Kendati juara, Gendut memutuskan hengkang dari Persebaya di musim berikutnya. Tak tangung-tanggung, Gendut memutuskan hijrah ke tim kota tetangga sekaligus rival, yakni Arema Malang.

Sungguh mujur nasib Gendut, keputusannya untuk pindah klub lagi-lagi dinilai tepat. Bersama Arema, Gendut berhasil menjuarai Piala Indonesia atau yang dulu dikenal dengan Copa Indonesia.

Karier Gendut di Arema pun hanya berlangsung sebab setelah itu ia bergabung bersama Persib Bandung pada musim 2006.

Hamka Hamzah


Bek Sriwijaya FC Hamka Hamzah memberikan keterangan pers setelah kalah 0-1 dari Bali United di Stadion I Wayan Dipta, Rabu (14/2/2018) ( BOLASPORT.COM/ YAN DAULAKA )

Pada 2003, stoper garang asal Makassar, Hamka Hamzah, memutuskan hijrah ke Pulau Jawa untuk bergabung bersama Persebaya di Divisi Satu Liga Indonesia.

(Baca Juga: Jika Dipimpin Kapten Sergio Ramos, Real Madrid Tak Terkalahkan di Camp Nou)

Hamka yang pada saat itu berusia belia yakni 19 tahun ikut andil dalam menyukseskan Bajul Ijo promosi ke kasta tertinggi yakni Divisi Utama dengan menyabet trofi juara Divisi Satu 2003.

Selepas itu, Hamka pun memutuskan hengkang ke Persik Kediri yang pada saat itu berlaga di Liga Champions Asia 2004 sebelum akhirnya hengkang ke Persija pada 2005.

Sempat balik lagi ke Persik Kediri pada musim 2008-2009, Hamka pun akhirnya memutuskan berkarier di luar Pulau Jawa pada semusim setelahnya.

Pada 2016 setelah membela Persisam Pusam, Persipura Jayapura, Mitra Kukar, PKNS (Malaysia), dan Borneo FC, Hamka pun memutuskan kembali ke Jawa Timur, tempat di mana ia menapaki karier sepak bola nya.

Bukanya balik ke Persebaya, Hamka justru mendarat di Malang untuk bergabung bersama Arema pada Indonesia Soccer Championship A 2016.

Di tim Singo Edan Hamka sukses membawa Arema menjadi runner-up ISC A serta meraih trofi Piala Bhayangkara 2016

Hanya semusim di Arema, Hamka akhirnya memutuskan pulang kampung untuk bergabung bersama PSM Makassar pada 2017.

Erol Iba


Firman Utina dan Erol Iba di Stadion Mandala Jayapura, Kamis (14/12/2017).(WESHLEY HUTAGALUNG/BOLASPORT.COM)

Pada 2004, eks-bek kiri timnas Indonesia, Erol Iba, menerima pinangan Arema Malang yang pada saat itu bermain di kasta kedua yakni Liga Indonesia Divisi Satu.

Erol sukses membawa tim kebanggan Aremania itu kembali ke kasta tertinggi dengan meraih trofi juara Divisi Satu 2004.

Selain itu, Erol juga sukses mempersembahkan dua gelar bergengsi untuk Arema yakni Piala Indonesia atau Copa Indonesia selama dua musim berturut-turut yakni pada 2005 dan 2006.

Sehabis memberikan dua gelar Copa Indonesia, Erol hijrah ke Persik Kediri pada 2007 kemudian Pelita Jaya pada 2008.

Pada 2009, Erol memutuskan pulang kampung bersama Persipura Jayapura sebelum akhirnya balik ke Jawa Timur pada 2011 bersama rival Arema, Persebaya.

Erol bergabung bersama skuat Persebaya 1927, yang berlaga di Liga Primer Indonesia, selama satu setengah musim sebelum pindah ke Persegres Gresik United pada 2013 di putaran kedua Liga Super Indonesia.

Aji Santoso


Pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso, dalam sesi konferensi pers pada Sabtu (28/4/2018) menjelang laga kontra PSMS Medan.(SAHLUL FAHMI/BOLASPORT.COM)

Karier senior Aji Santoso dimulai bersama klub yang baru berdiri di kota kelahirannya, yakni Arema Malang, pada Galatama musim 1988.

Bersama Arema, jebolan Persema Malang junior ini sukses mengantarkan Singo Edan meraih trofi Galatama musim 1992-1993.

Setelah gelaran Liga Indonesia pertama tepatnya pada 1995, Aji memutuskan menerima pinangan Persebaya.

Bersama Persebaya, Aji berkarier dari tahun 1995 hingga 1999.

Perjalanan karier Aji tergolong sukses bersama Green Force sebabnya ia berhasil membawa Persebaya menjuarai Liga Indonesia 1996-1997 sebagai kapten.

Pada musim 1999-2000, Aji memutuskan hengkang ke PSM Makassar kemudian Persema Malang pada 2001 sebelum akhirnya menutup karier dengan kembali ke Arema Malang pada 2002.

Kurnia Sandy


Kurnia Sandy saat melatih Pelita Bandung Raya (SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM)

Pada 2003, eks-kiper Sampdoria, Kurnia Sandy, bergabung dengan Arema Malang dari Persikabo Bogor. 

Di awal karier-nya bersama Arema, Sandy harus menelan pil pahit lantaran ia gagal menyelamatkan Singo Edan dari jurang degradasi.

Kendati teregradasi, tak lantas membuat Sandy meninggalkan Arema di musim berikutnya.

Ia justru bertanggung jawab dengan mengantarkan Arema kembali ke Divisi Utama setelah menyabet trofi juara Divisi Satu 2004.

Selain menjadi bagian dari skuat Arema saat menjuarai Divisi Satu 2004, Sandy juga merupakan bagian dari skuat Arema saat meraih trofi Piala Indonesia atau Copa Indonesia pada 2005 dan 2006.

Selepas musim 2006, Sandy memutuskan hengkang ke Persik Kediri hingga musim 2007 berakhir.

Pada musim 2008-2009, Kurnia Sandy menerima ajakan Freddy Muli untuk bergabung bersama Persebaya Surabaya di Divisi Utama yang pada saat itu sudah menjadi kasta kedua kompetisi di Indonesia.

Karier Sandy di Persebaya tak lama sebab di putaran kedua Kurnia Sandy memutuskan hengkang ke Mitra Kukar.

I Putu Gede Swisantoso


Pelatih Perseru, I Putu Gede Swisantoso (kiri) menjawab pertanyaan wartawan saat sesi jumpa pers pra-laga kontra tuan rumah Bali United di Natya Hotel Kuta, Jumat (5/4/2018).(YAN DAULAKA/BOLASPORT.COM )

Meski berdarah Bali, hampir semua karier sepak bola Putu Gede dihabiskan di Jawa Timur. Pria yang kini menjadi pelatih Perseru Serui itu memulai karier profesionalnya bersama Persebaya Surabaya pada dua edisi Ligina awal yakni 1994-1995 dan 1995-1996 sampai akhirnya pindah ke klub tetangga, Mitra Surabaya pada Ligina III tahun 1996.

Pada 1999, Putu Gede memutuskan pindah ke Arema Malang dari Persija. Di Arema, Putu bermain selama tiga musim sampai akhirnya pindah ke Deltas pada 2002.

(Baca Juga: New Zealand Open 2018 - 2 Gelar Jadi Milik Taiwan dan Jepang)

Menjalani dua musim di Deltras, Putu akhirnya kembali bergabung dengan Arema untuk yang kedua kalinya pada 2004.

Bersama Arema kala itu, Putu sukses membawa Singo Edan promosi ke Divisi Utama serta berhasil menyabet gelar kampiun Piala Indonesia atau Copa Indonesia dua musim berturut-turut yakni pada 2005 dan 2006.

Selepas membawa Arema juara pada 2006, Putu memutuskan hengkang ke Persita Tangerang pada musim 2007.

Hanya semusim di Tangerang, Pada 2008 Putu kembali ke klub pertamanya, Persebaya, yang pada saat itu berlaga di Divisi Utama (kasta kedua).

Kebersamaan Putu di Persebaya pun hanya setengah musim sebab di putaran kedua ia memilih hijrah ke Persekabpas Pasuruan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P