Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dituduh Terlibat Match-fixing, Manajemen Kalteng Putra Mengamuk dan Ancam Lapor Polisi

By Taufan Bara Mukti - Minggu, 2 Desember 2018 | 18:34 WIB
Pemain dan ofisial Kalteng Putra melakukan protes kepada wasit Sigit Budiyanto yang memimpin laga lanjutan Liga 2 antara PSIM Yogyakarta melawan Kalteng Putra di Stadion Sultan Agung, Bantul, Kamis (19/7/2018). (GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)


Pelatih Kalteng Putra, Kas Hartadi, pada sesi jumpa pers jelang laga leg kedua babak semifinal Liga 2 2018 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (27/11/2018).(ADIF SETIYOKO/BOLASPORT.COM)

"Saat ini Kalteng Putra bertekad bulat untuk berjuang sampai titik darah penghabisan untuk merebut peringkat ketiga, tentu dengan cara fair dan bermartabat," tulisnya.

Sigit juga mengharapkan dukungan dari seluruh warga Kalimantan Tengah dan seluruh suporter Kalteng Putra untuk mendukung perjuangan timnya.

(Baca Juga: Dua Pemain Jebolan Timnas U-19 Indonesia Diincar Klub Malaysia dan Thailand)

Bahkan, Sigit juga mengancam akan membongkar semua borok dalam sepak bola Indonesia yang ia ketahui.

"Mohon doa dan dukungannya warga Kalteng. Kepada yang memojokkan kami dan yang mengambil keuntungan atas kesimpangsiuran ini. Tunggu, jika aku bongkar bakal kelojotan semua kalian," tulisnya mengakhiri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P