Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dituduh Terlibat Match-fixing, Manajemen Kalteng Putra Mengamuk dan Ancam Lapor Polisi

By Taufan Bara Mukti - Minggu, 2 Desember 2018 | 18:34 WIB
Pemain dan ofisial Kalteng Putra melakukan protes kepada wasit Sigit Budiyanto yang memimpin laga lanjutan Liga 2 antara PSIM Yogyakarta melawan Kalteng Putra di Stadion Sultan Agung, Bantul, Kamis (19/7/2018). (GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)

Manajemen Kalteng Putra mengamuk usai timnya disebut terlibat dalam praktik pengaturan skor alias match-fixing.

Dalam tayangan Mata Najwa edisi PSSI Bisa Apa pada Rabu (28/11/2018), terkuak praktik pengaturan skor alias match-fixing di Liga 2.

Mantan runner pengaturan skor, Bambang Suryo, membongkar identitas Vigit Waluyo yang menurutnya merupakan kaki tangan bandar judi dari Kamboja.

Vigit Waluyo sendiri merupakan salah satu pengurus klub Liga 2, PS Mojokerto Putra (PSMP).

Pada partai terakhir babak 8 besar Liga 2 2018, PSMP disebut melakukan praktik pengaturan skor lantaran eksekusi penalti pada menit-menit akhir melenceng jauh dari gawang Aceh United.

Baca Juga:

Alhasil, PSMP kalah 2-3 dari Aceh United dan kedua tim gagal lolos ke babak semifinal Liga 2 2018.

Padahal hasil imbang saja cukup mengantarkan PSMP lolos ke babak empat besar.

Hasil itu juga membuat Kalteng Putra lolos ke semifinal mendampingi Semen Padang sebagai juara Grup A.

Dalam acara live itu, ada juga rekaman suara yang menyebutkan bahwa pihak Kalteng Putra memberi uang suap sebesar Rp4 Miliar kepada PSMP untuk mengalah pada laga kontra Aceh United.

Tayangan Mata Najwa yang dinilai memojokkan Kalteng Putra itu mendapat kritik keras dari manajemen Laskar Isen Mulang.

Melalui akun Instagram @sigit_wido, asisten manajer Kalteng Putra Sigit Wido Sawong mengancam akan melaporkan oknum yang menyebut timnya terlibat praktik match-fixing alias pengaturan skor kepada pihak yang berwajib.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by sigit wido sawong (@sigit_wido) on

"Fitnah terhadap Kalteng Putra semakin gencar, saya pribadi tegaskan bahwa tidak ada hubungan antara kami dengan VW (Vigit Waluyo), rekaman telepon pembicaraan di Mata Najwa soal (suap) 4M hanyalah fiksi, karena sebatas katanya, kata siapa?" tulis Sigit dalam akun Instagram pribadinya.

"Siapa yang berbicara di telepon itu? Di mana itu dibuat? Tidak jelas! Terkait itu bagian legal Kalteng Putra sudah mempelajari dan siap melaporkan ke pihak berwajib kepada siapapun yang telah mencemarkan nama baik klub," tulisnya melanjutkan.

"Tayangan Mata Najwa sudah beredar luas dan banyak yang menghakimi Kalteng Putra meski faktanya kebenaran belum jelas. Kami sangat dirugikan!"
tulisnya lagi.

(Baca Juga:  Beredar Kabar di Twitter Tim Promosi Liga 1 2019 Sudah Diatur)

Sigit juga menuturkan, performa Kalteng Putra di babak delapan besar Liga 2 tak mencerminkan bantuan dari mafia sepak bola.

Menurut Sigit, Kalteng Putra akan berjuang mati-matian saat menghadapi Persita Tangerang dalam perebutan tempat ketiga Liga 2 2018, Senin (3/12/2018).

"Logikannya jika kami adalah mafia, maka di kandang kami akan selalu menang, di Padang kami tidak dikerjain, saat melawan Sleman tidak akan ada insiden."


Pelatih Kalteng Putra, Kas Hartadi, pada sesi jumpa pers jelang laga leg kedua babak semifinal Liga 2 2018 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (27/11/2018).(ADIF SETIYOKO/BOLASPORT.COM)

"Saat ini Kalteng Putra bertekad bulat untuk berjuang sampai titik darah penghabisan untuk merebut peringkat ketiga, tentu dengan cara fair dan bermartabat," tulisnya.

Sigit juga mengharapkan dukungan dari seluruh warga Kalimantan Tengah dan seluruh suporter Kalteng Putra untuk mendukung perjuangan timnya.

(Baca Juga: Dua Pemain Jebolan Timnas U-19 Indonesia Diincar Klub Malaysia dan Thailand)

Bahkan, Sigit juga mengancam akan membongkar semua borok dalam sepak bola Indonesia yang ia ketahui.

"Mohon doa dan dukungannya warga Kalteng. Kepada yang memojokkan kami dan yang mengambil keuntungan atas kesimpangsiuran ini. Tunggu, jika aku bongkar bakal kelojotan semua kalian," tulisnya mengakhiri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P