Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada Sabtu (12/8/2017) Usain Bolt resmi menutup kariernya di dunia atletik.
Dalam 16 tahun kariernya pelari asal Jamaika ini telah menorehkan sejarah baru dalam kompetisi lari dunia.
Namun karier gemilang Usain Bolt di dunia atletik diawali dan diakhiri dengan tragis.
Bolt memulai debutnya di ajang Olimpiade pada tahun 2004 di kota Athena, Yunani.
Namun awal tragis menanti pelari berusia 30 tahun tersebut.
Bolt harus tereliminasi dari ronde pertama cabang 200 meter karena cedera hamstring yang dialaminya.
Gagal dalam debut di ajang bergengsi ini tidak membuat Bolt patah semangat.
Ia meneguhkan tekad dan kembali berlaga di Olimpiade Beijing pada 2008.
Meski banyak yang mengkritik Bolt kurang memiliki pengalaman untuk bertpartipasi dalam ajang ini, ia kembali di Olimpiade dengan performa luar biasa.
Bolt membungkam kritikusnya dengan menyabet menyabet 3 emas sekaligus di nomor 100 meter, 200 meter dan estafet 4x100 meter.
Bolt juga menorehkan rekor dalam cabang 100 meter dan 200 meter.
Pada Olimpiade 2012, Bolt lagi-lagi mencetak sejarah dengan mempertahankan dan menyabet 3 emas sekaligus.
Bolt juga rekornya sendiri di cabang 100 meter. 6 emas yang ia peroleh membuat Bolt mendapat gelar 'double triple'.
Dalam Olimpiade 2016 di Rio, Bolt lagi-lagi memenangi 3 emas dalam nomor 100 meter, 200 meter, dan estafet 4x100 meter.
Membuatnya memperoleh 9 emas dan gelar 'triple triple'.
Pasca kesuksesan ini, pria yang dijuluki Lightning Bolt ini memutuskan untuk menutup kariernya pada 2017.
Kompetisi terakhir yang Bolt ikuti adalah Kejuaraan Dunia Atletik 2017 yang di selenggarakan di Stadion london, Inggris.
Bolt berharap bisa menutup kariernya dengan emas dalam ajang bergengsi ini.
Namun di nomor 100 meter terakhirnya, Bolt gagal meraih emas.
Ia harus puas finish di posisi ketiga pasca dikalahkan Justin Gatlin.
Bolt masih memiliki kesempatan untuk menutup karirnya dengan medali emas dalam nomor estafet 4x100 meter putra.
Namun dalam laga pamungkasnya ini, kejadian yang lebih tragis justru terjadi.
Mimpi buruk Usain Bolt terjadi di 100 meter terakhir menjelang garis finish.
Menerima tongkat estafet dari Yohan Blake, Usain Bolt bertugas melesat mengejar tim Britania Raya dan Amerika Serikat yang pada saat itu berada di depan.
60 meter jelang finish, Usain Bolt terlihat mendapat gangguan di paha kiri dan akhirnya harus terjatuh.
Dari 8 peserta final nomor 4x100 meter pria itu, tim Jamaika berada di posisi buncit karena tidak dapat menyelesaikan lomba.
Pelari yang masih menyandang gelar manusia tercepat di dunia itu terlihat meneteskan air mata di atas lintasan.
Sebagaimana debutnya pada olimpiade 2004, cidera hamstring lagi-lagi menahan Bolt untuk meraih kejayaan di penghujung kariernya.