Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Inilah Kedahsyatan Sepak Bola Jerman Masa Depan

By Beri Bagja - Kamis, 20 Juli 2017 | 18:39 WIB
Pemain timnas Jerman merayakan kesuksesan menjuarai Piala Konfederasi 2017 usai menekuk Cile dalam laga final di Krestovsky Stadium, Saint Petersburg, Rusia, 2 Juli 2017. (AFP)

Setelah gol tunggal Mitchell Weiser membawa Jerman menekuk Spanyol di final Piala Eropa U-21 (30/6/2017), torehan emas Lars Stindl memastikan Die Mannschaft menjuarai Piala Konfederasi 2017 dengan megalahkan Cile (2/7/2017).

"Saya sangat bangga dengan tim ini. Jerman tetap merupakan tim terbaik di dunia".

Joachim Loew, pelatih timnas Jerman

Level sepasang turnamen itu memang bukan kelas satu, tetapi sangat diapresiasi publik Jerman, bahkan secara global.

Hal itu karena timnas Jerman tak membawa materi terbaik untuk bertempur di kedua medan kompetisi tersebut.

Khusus di Piala Konfederasi, pelatih Joachim Loew hanya mengangkut tiga alumni tim mereka yang memenangi Piala Dunia 2014: Julian Draxler, Shkodran Mustafi, dan Matthias Ginter.

Angka rataan umur starter cuma 24 tahun dan 244 hari di final lawan Cile menegaskan Jerman sangat siap menghadapi masa depan.

Dengan mengistirahatkan 80 atau 90-an persen pemain lapis pertama Die Mannschaft (misalnya Manuel Neuer, Mats Hummels, atau Thomas Mueller), Joachim Loew kerap disebut tampil dengan 'tim B' atau 'tim kelas dua' di Rusia 2017.

Mungkin tidak sepenuhnya salah, tetapi hal itu sah saja kalau disebut meremehkan. Sesungguhnya, Loew bukan membawa pemain kelas dua, melainkan justru mengangkut para calon bintang.

Merekalah kelak yang bakal mengambil tongkat estafet dari Mueller dkk di masa depan.

Lagipula, label kelas dua kurang cocok lantaran roster Jerman di Piala Konfederasi 2017 dipadati pemain sarat pengalaman walau berusia muda.