Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketakutan yang timbul adalah saat mereka kembali ke klub dan kembali terekspos dengan hal-hal negatif yang masih menjangkiti sepak bola Indonesia.
Untuk menghindari hal tersebut perlu dibangun pusat pelatihan timnas (centre of excellence) seperti Clairefontaine di Prancis atau St George's Park di Inggris.
Hal ini semakin diharapkan mengingat timnas sampai saat ini tidak mempunyai pusat pelatihan dan masih menumpang di lapangan milik swasta.
Kita bisa mencontoh Jepang memulai proyek untuk lolos ke Piala Dunia 1998 cukup lama, yakni sejak 1993.
Mereka melakukan profesionalisme liga dan membentuk pusat pelatihan (dari tingkat distrik, kabupaten, provinsi, hingga pusat pelatihan national (national training center), sebelum akhirnya lolos ke Piala Dunia 1998 di Prancis.
Meski nyaris lolos pada Piala Dunia 1994, Jepang tidak patah semangat dan terus berpatokan pada road map yang ada.
Pembangunan pusat pelatihan semakin dirasa mendesak. Ingat, kita akan semakin tertinggal mengingat negara tetangga seperti Singapura sudahmemilikinya.
Akhirnya, semua kembali kepada para pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia, termasuk pemerintah dan para pemilik klub.
Apakah mau mengorbankan masa depan sepak bola Indonesia dengan mengedepankan ego untuk mencapai kepentingan jangka pendek sesaat?
Atau kita sama-sama membangun sebuah kekuatan sepak bola yang tidak saja akan disegani di kawasan Asia Tenggara, juga dunia.