Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
(Baca juga: VIDEO - Insiden Jari Tengah Dele Alli di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 untuk Siapa Sih?)
Peningkatan nominal kerjasama hak siar televisi, ekspansi lintas benua klub, plus permainan agen menjadi pemicu meroketnya banderol harga pemain.
Bayangkan, Sunderland, juru kunci Premier League 2016/17, bisa meraup pemasukan sekitar 101,4 juta euro dari hak siar.
Pemasukan besar dari hak siar membuat banyak klub kini berani jor-joran di bursa transfer. Keberadaan agen culas lantas membuat harga pesepak bola kian melangit dan tak masuk akal.
La Gazzetta dello Sport baru-baru ini memberitakan bahwa nominal sebesar 982 juta euro dihabiskan klub-klub untuk membayar agen pada rentang 2013 sampai 2016.
Status sebagai pemain termahal dunia pun kini tak bisa lama dipegang seseorang.
Dalam rentang empat tahun terakhir ada tiga pemecahan rekor pemain termahal, mulai dari Gareth Bale (100 juta euro), Paul Pogba (105), hingga yang paling gres, Neymar Jr (222).
Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, berujar bahwa biaya mahal pembelian Neymar dari Barcelona bakal bisa segera tertutupi, menilik status sang pemain anyar sebagai brand global.
Tapi, transaksi tersebut tetaplah janggal di mata para praktisi bisnis.
"Kata pertama yang terlintas di benak saya adalah gila. Tak mungkin. Secara ekonomi tak masuk akal. Lebih dari gila," kata Marc Ganis, salah satu pendiri Sportscorp, perusahaan bisnis olahraga ternama yang berbasis di Chicago.
Beruntung inflasi besar-besaran harga pemain sepak bola tak menular ke produk keju Prancis. Jika begitu, bisa-bisa teman saya, Aure, mati kelaparan.
@SEMeraviglioso