Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Manchester City dan Tiga Pilar Kedigdayaan Pep Guardiola

By Firzie A. Idris - Rabu, 7 Maret 2018 | 20:04 WIB
Gelandang Manchester City, Bernardo Silva (tengah), merayakan golnya bersama rekan setim dalam laga Liga Inggris kontra Chelsea di Stadion Etihad, Manchester, pada 4 Maret 2018. (ANTHONY DEVLIN/AFP)

Manchester City kini bagai Superman dan Frieza, terlalu menakutkan untuk dihadapi secara terbuka.

Lagipula, dunia kepelatihan sekarang memaksa pelatih untuk jauh lebih mempertimbangkan pendekatan mereka ke setiap laga.

Bagaimana tidak, umur setiap pelatih di klub Premier League sekarang hanya seumur jagung.

Selip sedikit dan masa depan mereka jadi pertaruhan.

Sebagai fans, tentu kita tak menanggung beban ini. Namun, seorang pelatih Liga Inggris pasti memperhitungkan cost and benefit melakukan strategi banzai ke Manchester City.


Manajer Manchester City, Josep Guardiola (kedua dari kiri), merayakan kemenangan atas Huddersfield Town dalam laga Liga Inggris di Stadion John Smith's, Huddersfield, pada 26 November 2017.(OLI SCARFF/AFP)

Sehingga, Pep Guardiola ibarat masuk tol untuk melengkapi 14 trofi yang ia menangkan di Barcelona dan 7 dalam hanya 3 tahun di FC Bayern.

Transformasi yang ia datangkan luar biasa memang, apalagi jika mengingat betapa besar kritik yang ia terima musim lalu.

Kendati menghabiskan 450 juta pounds atau 9 triliun rupiah untuk merombak skuat, kehebatan Manchester City di bawah Pep Guardiola tidak datang semata karena uang.

Lihat saja Paris Saint-Germain.