Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kita sama-sama tahu “budaya sepak bola” Jose Mourinho yang selalu pragmatis. Hasil akhir adalah yang utama baginya.
Bukan, bukan mengatakan bermain bertahan itu “haram” di sepak bola. Tetapi, kalau sudah punya mobil sport masak kecepatannya di jalan tol hanya 35 km per jam? Om Jose, gak sayang tuh ama mesinnya?
Saya berharap Mourinho memainkan taktik yang sesuai dengan kualitas pemain yang dimilikinya. Atau, jangan-jangan kualitas Jose yang memang sekadar bertahan?
Bisa jadi di stadion akan banyak penonton yang berterak “Aku mau hiburan, pliisssss.”
Di laga ini nanti, setelah harus menelan pil pahit dari pasukan burung bangau di perempat final Liga Champions, rasanya Pep Guardiola akan lebih menyerang daripada Manchester United. Kini saatnya Manchester City bangkit.
Di musim kedua bersama Manchester City, Pep Guardiola mampu beradaptasi dengan amat cerdas. Ia telah mengantongi 27 kemenangan dan hanya sekali kalah.
Produktivitas gol luar biasa, mencetak 88 gol dari 31 pertandingan di Liga Inggris. Pep mengubah Manchester City menjadi “Monster City” di musim 2017-2018.
(Baca Juga: Usai Kalah Telak dari Liverpool, Manchester City Mulai Alihkan Prioritas)
Menurut saya, kunci sukses City ada pada kinerja lini tengah yang jauh lebih hidup, variatif, dan bertenaga untuk menyuplai serangan-serangan tim.
Tanpa mengekecilkan peran barisan penyerang City, kombinasi Kevin De Bruyne, David Silva, dan Fernandinho sangat besar jasanya.