Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Samba yang Terluka

By Willy Kumurur - Jumat, 22 Juni 2018 | 15:14 WIB
Penyerang Brasil Philippe Coutinho dan Roberto Firmino saat berlatih di Saint Petersburg Stadium, Saint Petersburg, 21 Juni 2018, dalam ajang Piala Dunia 2018. (CHRISTOPHE SIMON/AFP)

“We are not makers of history, we are made by history.” Kita bukan pembuat sejarah, kita dibuat oleh sejarah. Begitu kata Martin Luther King, Jr.

Sejarah membentuk penduduk Brasil melalui sepak bola. Secara historis, sepak bola telah menyatukan lebih dari 200 juta jiwa penduduk Brasil.

Mereka bangga dengan rekor 5 kali juara Piala Dunia. Kebanggaan itu diwujudkan dengan mengenakan kaos kuning dan hijau, seragam keramat tim kebanggaan Brasil.

Lebih seabad silam, sebuah desa kecil dengan cuaca yang nyaman didirikan oleh seorang penjelajah dari Sao Paulo, yaitu Joao Leite da Silva Ortiz.

Seiring dengan perjalanan sang waktu, desa ini kemudian menjelma menjadi kota metropolis bernama Belo Horizonte (yang berarti cakrawala indah dalam Bahasa Portugis).

Suatu hari di Belo Horizonte, kembang api mulai dinyalakan saat fajar menyingsing di ufuk timur di kota ini.

(Baca Juga: David Beckham Prediksi Final Piala Dunia 2018)

Penduduknya, berpakaian berwarna kuning bercampur hijau, dan pengendara mobil tak henti-hentinya membunyikan klakson.

Seyogyanya, hari itu adalah hari yang mengesankan karena tim nasional Brasil akan berlaga di kandang sendiri di semifinal Piala Dunia.