Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Upaya La Liga untuk menjadi jembatan status klub-klub liga utama Spanyol sekaligus membuat liga semakin menarik bagi penikmat sepak bola di dunia menemui berbagai hambatan.
Media Trip yang Tabloid BOLA dan BOLASPORT.COM ikuti pada 24-29 Oktober lalu di Kota Barcelona bukan satu-satunya strategi yang La Liga canangkan demi membetot perhatian pencinta sepak bola di muka bumi.
La Liga ingin membawa suporter di belahan bumi lain untuk lebih dekat dengan pertandingan Liga Spanyol.
Pada 16 Agustus 2018, La Liga selaku operator liga utama Liga Spanyol menjalin kesepakatan berdurasi 15 tahun dengan Relevent Sports, untuk menggelar satu laga per musim di Amerika Serikat.
Negara tersebut memang salah satu target La Liga untuk mendapatkan penonton sebanyak mungkin mengingat besarnya pasar olahraga di sana, terutama seiring dengan meningkatnya daya tarik sepak bola di Negeri Paman Sam.
Relevent Sports sendiri merupakan pemilik dari turnamen pramusim International Champions Cup. Seperti diketahui, sejak pertama kali diadakan pada 2013, AS satu-satunya negara yang tak pernah absen menjadi tuan rumah ICC.
Terkait kontrak tersebut, La Liga pada awalnya merencanakan gim liga antara Girona melawan Barcelona untuk dimainkan di Kota Miami pada 27 Januari 2019.
Girona, yang berstatus tuan rumah, bahkan diberi kompensasi di mana para fan ditawarkan berbagai paket buat menyaksikan langsung aksi tim kesayangan mereka di Miami. Paketnya termasuk penerbangan dan akomodasi gratis.
Meski begitu, tidak mudah merealisasikannya. Saat saya dan 14 jurnalis lain dari 14 negara berbeda berada di Kota Barcelona untuk Media Trip akhir Oktober 2018, satu berita mencuat pada Jumat (26/10/18) bahwa Presiden FIFA, Gianni Infantino, menentang wacana satu partai La Liga digelar di luar Spanyol.
"Saya sangat menentang ini, menolak memberikan izin apapun terkait penyelenggaraan laga Girona-Barca di Miami. Partai-partai resmi dari suatu lagi wajib dimainkan di dalam negara tersebut," ucap Infantino dalam pertemuan FIFA seperti dikutip AS.
Sebelumnya, wacana La Liga tersebut telah ditolak mentah-mentah oleh federasi sepak bola Spanyol (RFEF) sejak awal. Demikian pula dari sejumlah pesepak bola La Liga yang tergabung di asosiasi pesepak bola Spanyol (AFE).
Terlepas dari tantangan tersebut, La Liga menolak untuk menyerah hingga saat ini. Staf La Liga yang saya temui di Barcelona enggan ambil pusing dengan polemik tersebut.
Solusi dan Jadwal
Saya dapat memahami jika para pemain menolak. Bagaimanapun, mereka-lah bintang utama, sosok yang paling merasakan dampak dari memainkan gim La Liga di AS. Fisik mereka akan terkuras untuk sekadar melakoni satu gim saja.
Mari saya ajak menggambarkan laga Girona-Barca di Miami. Berdasarkan perhitungan, perjalanan dari Barcelona menuju Miami dapat menghabiskan waktu hingga 10 jam perjalanan udara.
Para pemain akan harus mengabaikan jet lag demi langsung fokus mempersiapkan diri buat pertandingan. Setelah bermain pada 27 Oktober, mereka harus langsung kembali ke Spanyol dan mempersiapkan diri buat laga selanjutnya yang digelar kurang dari sepekan kemudian.
Baca Juga:
Untuk ditekankan, partai resmi jelas berbeda dengan laga pramusim. Karena perjalanan jauh, pelatih bisa saja mengistirahatkan pemain terbaik mereka di pramsuim.
Hal itu sulit diterapkan di laga resmi mengingat ada tiga poin yang dipertaruhkan. Andaikata harus merotasi, resiko lain ialah permainan kedua tim jadi tidak maksimal.
Permainan kurang maksimal dari dua tim juga akan menjadi kerugian tersendiri bagi para penonton yang hadir di Miami karena merasa tidak terhibur.
Intinya, dari sisi pemain, wacana La Liga untuk mengadakan laga di Amerika Serikat bukan gagasan yang bijak.
Saya sangat memahami ambisi La Liga sebagai jembatan semua klub di liga utama Spanyol, plus jembatan antara klub dengan suporter di dunia. Namun, penting menemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Pihak La Liga menyatakan secara jelas bahwa mereka ingin mengikuti jejak Premier League Inggris yang mendunia. Sekadar mengingatkan, EPL tidak pernah menyelenggarakan partai resmi di luar Britania Raya.
Artinya, masih banyak strategi lain yang La Liga sesungguhnya bisa terapkan tanpa mengorbankan salah satu pihak.
Baca Juga:
Bila ingin meniru EPL, La Liga bisa mencoba dengan penyusunan jadwal pertandingan. EPL menyusun jadwal laga di mana seringkali empat hingga enam laga digelar secara bersamaan, misalnya pada Sabtu pukul 3 sore waktu Inggris.
Karena itu, EPL tidak pernah menggelar laga di mana kick-off baru dimulai di atas jam 6 sore. Hanya gim pada Jumat saja yang harus dimainkan pada malam hari.
Spanyol tidak demikian. Semua 10 laga dalam satu pekan bisa dilangsungkan pada jam yang berbeda. Satu partai satu periode.
Tak pelak, beberapa gim Liga Spanyol dalam satu pekan harus dimainkan pada malam hari yang merupakan waktu kurang ideal bagi para fan di Asia, termasuk Indonesia.
Bagi klub dengan basis fan luar biasa di luar Spanyol seperti Barcelona dan Real Madrid tidak akan ambil pusing karena suporter mereka akan melakukan segalanya demi tetap terjaga menyaksikan aksi mereka.
Namun, hal itu menjadi masalah bagi klub-klub di luar dua raksasa Spanyol tersebut. Padahal, mereka-lah yang ingin La Liga bantu secara pemasaran.
Ambil contoh pada gelaran pekan ke-13 La Liga 2018-2019. Laga pertama di pekan tersebut terjadi pada Jumat (23/11/18) antara Leganes kontra Alaves pada pukul 8 malam waktu setempat.
Dengan kata lain, penonton di Jakarta harus terjaga pada Sabtu (24/11/18) pukul 2 pagi bila ingin menikmati duel antara dua tim yang belum punya basis fan besar di penjuru dunia tersebut.
Partai Liga Spanyol berikutnya di pekan tersebut bakal digelar pada Sabtu pukul 12 siang, 15.15, 17.30, dan 19.45 waktu setempat. Kemudian, berlanjut pada Minggu (25/11/18) pukul 11 siang, 15.15, 17.30, dan 19.45.
Baca Juga:
Sementara itu, satu gim tersisa dilangsungkan pada Senin (26/11/18) pukul 8 malam, antara Sociedad melawan Celta Vigo.
Bagaimana bisa La Liga menjadi jembatan bagi klub-klub kecil apabila jam bertanding saja kurang bersahabat bagi penikmat sepak bola di belahan dunia lain?
Terkait jadwal, pihak La Liga memang telah mengakui kelemahan tersebut. Mereka sedang mencari cara terbaik terkait penyesuaian jadwal bertanding.
Bukan problem yang dapat diputuskan dengan sekadar menjentikkan jari, tentunya. Menurut salah satu staf La Liga, strategi penyiaran mereka saat ini bertujuan demi mendapatkan jumlah penonton sebanyak mungkin. Menyiarkan beberapa pertandingan dalam satu waktu dianggap bakal menyusahkan fan dalam memilih tayangan per pekan.
Pada akhirnya, saya yang mendapat kesempatan langsung melihat semangat La Liga ini percaya bahwa kelak mereka dapat menemukan solusi terbaik demi merealisasikan impian mereka tanpa mengorbankan pihak lain.