Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Johor Darul Takzim (JDT) dibantai Persija pada laga kelima fase Grup H Piala AFC 2018, Selasa (10/4/2018) malam. Namun pada laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), JDT menderita tak sendiri.
Pendukung utama Johor Darul Takzim (JDT), Boys Of Straits (BOS) juga hadir dalam laga di SUGBK awal pekan lalu tersebut.
BOS pun jadi saksi kekalahan telak skuat berjulukan Harimau Selatan dengan empat gol tanpa balas.
Saat itu, Marko Simic jadi bintang Persija dengan memborong semua gol tuan rumah yang berjulukan Macan Kemayoran.
(Baca juga: Tiga Koneksi Anak dan Ayah untuk Klub Liga 1 2018 - Ada 'Pembelot', Penyempurna, serta Penerus)
Namun terlepas dari kekalahan itu, aksi dan loyalitas BOS mendukung JDT layak dapat acungan jempol.
Apalagi, BOS datang dan melakukan koordinasi dengan Jakmania, fan Persija, dan awaydays mereka ke Ibu Kota Indonesia pun lancar.
Setelah hamper sepekan BOS melakoni tur ke Jakarta, ada kabar kurang enak terkait mereka.
(Baca juga: Pemuda Berbakat Berusia 19 Tahun dan Berdarah Malaysia Ini Ikuti Jejak Zlatan Ibrahimovic Gabung Klub MLS)
Melalui akun Twitter khusus gosip sepak bola Malaysia, @GosipLigaM, dikatakan kalau BOS mengalami perpecahan.
Kabarnya, pendukung Johor FC bakal hidup kembali dengan membuat kelompok suporter bercirikan ultras atau garis keras.
Kelompok suporter klub yang sudah dibubarkan dan bermerger menjadi JDT ini siap mendukung JDT II.
Penyokong Johor FC (kelab yang telah dibubarkan) dikhabarkan bakal menubuhkan Ultras sendiri untuk JDT II. Perpecahan dalaman antara @BoysOfStraits atau kebangkitan semula “original fans” bola sepak Johor? pic.twitter.com/KQ1pE61j8x
— Gosip Liga M (@GosipLigaM) 15 April 2018
JDT II adalah tim satelit JDT dan berlaga untuk kasta kedua Liga Malaysia atau Liga Premier Malaysia.
Hal ini menurut akun tersebut dinilai akan menimbulkan dua pilihan bagi kelompok suporter asal Johor.
Pertama, ada perpecahan di tubuh BOS.
(Baca juga: Keren, Adik Perempuan Teerasil Dangda yang Cantik Ini Loloskan Thailand ke Piala Dunia Wanita 2019)
Lalu yang kedua, kebangkitan suporter orisinal atau pendukung tradisional dari sepak bola Johor.
Sedikit info, klub asal Johor ini untuk kali pertama bernama PKENJ FC dan lahir per 1972.
Setelah PKENJ FC memenangi Piala FAM dua kali, Johor Corporation (perusahaan yang didanai negara) memutuskan untuk mengambil alih klub tersebut pada 1996.
Mereka lalu mengubah namanya menjadi Johor Football Club (Johor FC).
Johor FC jadi runner-up pada musim 1996 pada Piala FAM, kasta ketiga Liga Malaysia.
Pada 1998, Johor FC promosi ke Liga Perdana 2 (kini Liga Premier Malaysia) dan memenangi gelar kompetisi level ini pada 2001.
Mereka pun promosi ke Liga Perdana 1, tetapi setelah dua tahun ada pada level teratas Liga Malaysia itu, Johor FC kembali terdegradasi ke Liga Premier Malaysia.
(Baca juga: Semenit Bobol Gawang Lawan, Penyerang Ini Jadi Pemain Singapura Pertama Cetak Gol untuk Klub Jepang)
Mereka gagal mencapai promosi ke Liga Super Malaysia pada 2003
Namun, klub ini memperoleh promosi otomatis ke Liga Super Malaysia pada musim 2006-2007 setelah Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memperbanyak peserta liga menjadi 14.
Perubahan ekstrem klub sepak bola asal Johor dimulai pada 2012, tepatnya 16 Februari.
Pangeran Kerajaan Johor, HRH Tunku Ismail Sultan Ibrahim yang akrab disapa TMJ secara resmi ditunjuk sebagai Presiden baru Johor FA.
(Baca juga: PSIS Vs PSMS - Bruno Silva Akhiri Puasa dengan Hat-trick, Mahesa Jenar Pesta Gol)
Pada kongres itu, TMJ pertama kali membuat proposal untuk mengubah struktur organisasi dan kegiatan sepak bola.
Bagian dari rencana TMJ adalah untuk mengkonsolidasikan tim sepak bola menjadi perwakilan tunggal yang berkompetisi di Liga Malaysia dari Johor.
Selama musim itu, ada beberapa tuduhan pengaturan pertandingan dan investigasi yang melibatkan pemain dari tim-tim berbasis di Johor.
Akhir musim 2012, sepak bola Johorean berada dalam kondisi buruk.
Tim-tim yang berbasis di Johor berkinerja buruk dan berjuang keras bertahan di Liga Malaysia.
Johor FC nyaris menghindari degradasi dari Liga Super Malaysia.
Sementara itu, klub lain yang berbasis di Johor seperti Johor FA, Johor Bahru FC, dan Muar FC juga berjuang mati-matian agar tetap berkompetisi di Liga Premier Malaysia.
(Baca juga: Penonton Masuk Lapangan dan Arema FC Kontra Persib Berakhir Ricuh, Nasib Aremania Bisa Seperti Bobotoh)
Hanya beberapa bulan setelah TMJ jadi bos besar Johor FA, pergerakan ekstrem dimulai.
Langkah itu untuk menyetel kembali dan mengkonsolidasikan tim dan klub sepak bola yang mewakili Johor.
Johor FC dan Johor FA akan ditempatkan di bawah manajemen tunggal untuk memastikan stabilitas mereka.
Semua klub yang berbasis di Johor kecuali Johor FC dan Johor FA ditarik dari Liga Malaysia.
(Baca juga: Terkait Ricuh Suporter di Kanjuruhan, Penonton Arema Mungkin Kalah Sabar dari Bobotoh pada 2017)
Kedua tim dipulihkan dengan nama yang sama dan diberi dengan urutan angka.
Pada Desember 2012, FAM mengumumkan bahwa mereka telah menerima aplikasi mengubah nama menjadi Darul Takzim FC untuk musim 2013.
FAM pun tidak keberatan lalu duo Johor ini berganti nama menjadi Johor Darul Takzim Football Club atau JDT FC.