Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Inilah jalan hidup sukses seorang perempuan yang pernah mengurusi olahraga dan membantu ibunya berjualan nasi Padang.
Perempuan itu bernama Halimah Yacob.
Pada Rabu (13/9/2017) ini merupakan hari nominasi pemilihan presiden Singapura
Dan, Halimah Yacob dipastikan menjadi presiden terpilih Singapura.
Kemenangan Halimah Yacob ini dipastikan setelah dia menjadi satu-satunya bakal calon presiden yang diloloskan oleh Komite Pemilihan Presiden.
Dua bakal calon lain, Mohamed Salleh Marican dan pengusaha Farid Khan, gagal memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk menjadi calon resmi.
Pilpres Singapura sebetulnya dijadwalkan digelar pada Sabtu (23/9/2017).
Namun, dengan kepastian Halimah Yacob menjadi presiden kedelapan Singapura itu, maka pilpres itu tak perlu diselenggarakan lagi.
Untuk menjadi capres di Singapura tidaklah mudah.
Ada segudang kriteria sangat ketat yang harus dipenuhi.
Bagi pejabat publik seperti Halimah Yacob harus memenuhi syarat, salah satunya telah menjabat di sejumlah posisi penting politik minimal tiga tahun.
Halimah Yacob menjabat sebagai Ketua DPR Singapura selama empat tahun dari 2013 sampai 2017.
Sebelum itu, Halimah Yacob menjabat Menteri Negara pada Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda, dan Olahraga.
Halimah Yacob juga pernah menjadi Menteri Negara pada Kementerian Sosial dan Pembangunan Keluarga.
Berbeda dengan pejabat publik, syarat untuk bakal calon dari kalangan swasta harus memiliki shareholders equity sekurang-kurangnya 500 juta dolar Singapura.
Inilah syarat yang gagal dipenuhi Farid Khan dan Salleh Marican karena shareholders equity perusahaan yang mereka pimpin tidak mencapai angka yang disyaratkan.
Untuk pilpres tahun ini hanya warga Melayu yang dapat mencapreskan diri.
Amandemen konstitusi ini dilakukan tahun lalu untuk memastikan keterwakilan setiap suku di kursi presiden.
Singapura memiliki empat suku, yaitu China, Melayu, India dan Lain-lain (Others).
Halimah mendeklarasikan kemenangannya dan berterima kasih terhadap dukungan warga Singapura yang luar biasa sejak dia memutuskan mencalonkan diri bulan lalu.
Wanita berusia 63 tahun ini menjadi orang Melayu kedua yang menjadi presiden setelah Yusof Ishak yang merupakan presiden pertama Singapura pada 1965-1970.
Pakai Gerobak
Halimah Yacob menjalani karier hingga menjadi presiden tidak dengan mudah.
Masa-masa sulit dengan keluarga harus dilalui dan itu menjadi ujian keberhasilannya.
Perempuan yang lahir di Queen Street, Singapura, itu adalah anak bungsu dari lima bersaudara.
Halimah Yacob dilahirkan dari orangtua keturunan Melayu.
Tahun 1962, ayah Halimah Yacob yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga keamanan meninggal.
Tugas mencari nafkah langsung digantikan oleh sang ibu.
Ibunda Halimah Yacob berjualan nasi Padang menggunakan gerobak dorong di sekitar Shenton Street, Singapura, untuk menghidupi anak-anaknya.
Mereka akhirnya mampu membeli sebuah kios jajanan.
Halimah Yacob yang kala itu masih berusia 8 tahun sering ikut membantu ibunya bersih-bersih, mencuci piring, membersihkan meja, hingga melayani pelanggan nasi Padang.