Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Setelah Guntur Sadar Takdir Tuhan Itu Bukan untuk Dihujat

By Taufik Batubara - Kamis, 30 November 2017 | 11:39 WIB
Perenang para games nasional, Guntur, sudah meraih tiga medali emas pada ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. (INASGOC)

 


Kuartet perenang difabel Indonesia, Guntur, Jendi Pangabean, Musa Mandan, dan Suriansyah, meraih medali emas pada nomor estafet 4x100 meter gaya ganti putra pada ASEAN Para Games 2017, di National Aquatic Centre, Bukit Jalil Sports City, Rabu (20/9/2017).(MEDIA CDM APG)

PEROLEHAN MEDALI RENANG ASEAN PARA GAMES 2017

Asian Para Games

Prestasi  para atlet difabel itu membuat Presiden Joko Widodo sangat bangga dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Orang nomor 1 di Tanah Air itu bahkan tak menyangka Guntur dkk bisa meraih prestasi dahsyat.

“Ini perolehan luar biasa dan melebihi target. Yang seperti ini yang kami mau dan inilah hasil dari proses pelatihan yang baik dan sport intelligence,” ujar Jokowi saat menjamu  kontingen ASEAN Para Games 2017 di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/10/2017).

Jokowi kemudian mengajak seluruh atlet difabel untuk meningkatkan prestasi itu menjelang Asian Para Games 2018 yang digelar di Indonesia. Prestasi tertinggi di ASEAN Para Games 2017 itu memberanikan Jokowi untuk membuat target.

“Sebagai tuan rumah, semoga di Asian Para Games 2018 kita mampu masuk ke peringkat lima besar," ucap Jokowi.

Harapam Jokowi itu bukanlah angan-angan yang tak berpijak pada kenyataan. Coba perhatikan dan bandingkan hasil Indonesia di ASEAN Para Games 2017 dan Asian Para Games 2014.

Pada Asian Para Games 2014 yang digelar di Incheon, Korea Selatan, kontingen atlet difabel Indonesia finis di urutan kesembilan dengan sembilan emas. Thailand finis di urutan keenam dengan 21 emas.

Namun, pada ASEAN Para Games 2017, perolehan atlet difabel Indonesia melonjak hampir dua kali lipat dari Thailand, yang meraih 68 emas. Itu artinya terjadi kemajuan siginifikan pada atlet difabel Indonesia.

Karena itulah, Guntur dan para atlet difabel lainnnya yakin bisa mengulangi prestasi terbaik di ASEAN Para Games 2017. "Saya sudah berusia 34 tahun. Untuk berkompetisi di tingkat internasional, mungkin masih bisa dua, tiga tahun lagi. Calon-calon pengganti saya sudah ada, usianya 18 tahun," ungkap Guntur.

"Saya sudah berusia 34 tahun. Untuk berkompetisi di tingkat internasional, mungkin masih bisa dua, tiga tahun lagi. Calon-calon pengganti saya sudah ada, usianya 18 tahun," kata Guntur.