Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Waktu di Vietnam saya mengalami masa yang sulit. Saya hanya ingin mendapatkan rasa aman ketika saya bermain untuk klub di Asia, dan di PSM, saya tahu akan mendapatkan pelatih yang seperti apa.
Jadi itulah alasan pertama saya memilih Indonesia.
Dengan segala keterbatasan yang ada, apa kesan pertama Anda terkait sepak bola Indonesia?
Itu adalah hal pertama yang tidak saya duga dan inginkan ketika datang ke Indonesia. Situasi ini tidak pernah saya alami sebelumnya.
Saya terbiasa di Eropa dengan fasilitas yang jauh lebih baik daripada di Indonesia. Sementara Makassar bukanlah yang terbaik dalam hal fasilitas di persepakbolaan Indonesia.
Jadi saya harus beradaptasi dan harus terbiasa dengan itu. Hingga pada akhirnya saat ini saya merasa normal dan tidak ada lagi masalah.
2016 adalah waktu di mana Indonesia baru saja terbebas dari pembekuan FIFA, lalu kenapa Anda tetap datang ke Indonesia?
Karena saya punya masalah dengan klub saya di Vietnam, di mana mereka tidak membayar gaji saya. Mereka harus membayar tunggakan gaji itu, tetapi tak kunjung datang hingga saya melaporkannya pada FIFA.
Bagi saya, tidak masalah di mana saya harus bermain, tidak peduli apakah gaji saya lebih besar atau tidak. Hal itu positif, karena artinya saya tidak harus berhubungan lagi dengan mereka (FIFA dan Becamex Binh Duong, red).