Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada dua musim terakhir, musim 2017 dan 2018, PSM nyaris juara. Sebagai pemain yang punya andil besar pada tim, bagaimana tanggapan Anda?
Saya pikir untuk menjadi juara Anda juga harus memiliki keberuntungan. Jika saya boleh berbicara, bagi saya, PSM tidak cukup stabil di pertandingan tandang. Itulah salah satu hal yang penting bagi saya.
Di pertandingan kandang, kami memberikan segalanya, kami hampir menyapu bersih dengan kemenangan, sementara pada pertandingan tandang kami tidak cukup baik. Terkadang kami kalah, kami kehilangan poin seperti dua musim lalu.
Sebagai contoh, pada babak pertama kami memimpin 3-0 atas Arema, akhirnya berakhir imbang 3-3 (pekan ke-22 Liga 1 2017, red). Kami juga sempat memimpin 2-0 saat menghadapi Persija, tetapi berakhir 2-2 (pekan ke-20 Liga 1 2017, red).
Kami kehilangan 4 poin pada dua laga tersebut. 4 poin inilah yang harusnya menjadikan PSM juara (pada akhir musim, PSM finis di posisi ketiga, terpaut tiga poin dari Bhayangkara FC yang saat itu keluar sebagai juara, red). Itu merupakan hal kecil, tetapi inilah yang harus saya pastikan untuk tidak terjadi lagi.
Apa lagi yang bisa saya katakan? Hal itu sedikit-banyak berkaitan dengan keberuntungan dan mungkin kami tidak cukup baik soal itu. Namun, kini pada musim yang baru, kesempatan yang baru, kami akan mengejarnya.
Di Belanda, kami percaya bahwa pada kesempatan ketiga, kami akan mendapatkan kesuksesan.
Anda pernah bermasalah dengan wasit ketika gol Anda ke gawang Persija pada menit terakhir dinilai handball, bagaimana pendapat Anda?
Saya hanya bisa bilang bahwa itu bukanlah handball. Saya pikir semua orang bisa melihatnya di teve. Semua orang bisa berbuat kesalahan, tentu saja, tetapi Anda harus mengakui itu.