Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liga Inggris MadLad - Kapten Tua yang Tertinggal Kereta Muda Chelsea

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Minggu, 15 September 2019 | 17:31 WIB
Bek Chelsea, Cesar Azpilicueta berduel udara dengan gelandang Leicester City pada pekan kedua Liga Inggris di Stadion Samford Bridge, 18 Agustus 2019. (TWITTER.COM/PREMIERLEAGUE)

Cesar Azpilicueta sebenarnya tak tua-tua amat, usianya baru menginjak 30 tahun pada akhir Agustus lalu. Dave, begitu ia dipanggil oleh para penggemar Chelsea, adalah pemain yang diinginkan oleh setiap tim.

Ia cukup versatile, selain sebagai bek kanan, ia juga fasih bermain di kiri atau sebagai bek tengah dalam formasi tiga bek. Pria berkebangsaan Spanyol itu juga pemain yang konsisten dan jarang sekali bermain buruk, setidaknya hingga beberapa musim terakhir.

Musim lalu, Sadio Mane dengan mudah mengelabuinya di Stamford Bridge saat Liverpool menang 2-0. Itu bukan satu-satunya penampilan buruk Dave, tetapi mungkin yang paling terkenal.

Musim ini di bawah kendali Lampard, kelemahannya semakin terlihat dari awal musim. Kekalahan 0-4 dari Manchester United mungkin bukan murni kesalahan Azpilicueta seorang, tetapi tidak saat melawan Sheffield United.

Bermain di kandang, ia melepaskan penjagaan pada Enda Stevens yang kemudian berujung gol perdana tim tamu. Chelsea bermain imbang 2-2 lawan tim promosi.

Azpilicueta kini tampak sebagai kapten yang tak cocok berada di tim muda penuh gairah. Pola permainan Lampard yang energetik tak membantunya sama sekali.

Lampard bukannya menutup mata akan performa buruk Azpilicueta, ia hanya berkata, "Azpilicueta jadi orang pertama yang sadar akan performanya, tetapi ia juga orang pertama yang ingin memperbaikinya."

"Saya pernah bermain bersama dia dan mengenalnya dengan baik. Dia pemain besar untuk kami, punya sikap luar biasa, dan saya berada di belakang untuk mendukungnya."

Musim ini Chelsea tak bermain sebagai tim yang bertahan dengan kuat terlebih dahulu. Lampard lebih suka anak asuhnya menekan lawan dengan tinggi dan melakukan serangan balik cepat, lebih mirip Liverpool beberapa musim belakangan.

Baca Juga: Wonderkid Chelsea Dibuang, Dihina, dan Top Scorer Liga Inggris