Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kereta muda Chelsea mungkin kini sudah mulai menemukan kecepatan mereka, tetapi gerbong kapten mereka yang sudah tua justru mulai tertinggal.
Liga Inggris MadLad adalah seri mingguan BolaSport.com yang membahas lebih dalam dan sisi lain Premier League. Baca seri Liga Inggris MadLad lainnya di sini.
Chelsea berhasil menang meyakinkan dengan skor 5-2 saat menyambangi markas Wolverhampton Wanderers, Sabtu (14/9/2019) pada laga pekan kelima Liga Inggris musim ini.
Kemenangan ini diraih dengan catatan khusus, para pencetak gol Chelsea adalah para pemain muda dengan usia 21 tahun atau kurang. Tammy Abraham, Mason Mount, dan Fikayo Tomori memang kini adalah penghuni tetap skuat asuhan Frank Lampard.
Tomori dan Mount sudah melakukannya sejak musim lalu bersama sang pelatih di Derby County dengan Tammy Abraham juga membuktikan diri saat dipinjamkan ke Aston Villa musim lalu.
Chelsea jadi tim pertama di Premier League yang mencetak 11 gol beruntun dengan pemain berusia 21 tahun ke bawah.
Rataan usia pencetak gol mereka adalah 21 tahun 124 hari, yang terendah dari 98 tim di lima liga top Eropa saat ini.
Setiap perubahan selalu akan menelan korban. Kali ini, di kereta Chelsea yang penuh pemain muda, korban pertama yang harus jatuh adalah kapten mereka sendiri, Cesar Azpilicueta.
Baca Juga: Cetak 3 Gol per Partai, Liverpool Bisa Pecahkan 2 Rekor Gol Terbanyak
Cesar Azpilicueta sebenarnya tak tua-tua amat, usianya baru menginjak 30 tahun pada akhir Agustus lalu. Dave, begitu ia dipanggil oleh para penggemar Chelsea, adalah pemain yang diinginkan oleh setiap tim.
Ia cukup versatile, selain sebagai bek kanan, ia juga fasih bermain di kiri atau sebagai bek tengah dalam formasi tiga bek. Pria berkebangsaan Spanyol itu juga pemain yang konsisten dan jarang sekali bermain buruk, setidaknya hingga beberapa musim terakhir.
Musim lalu, Sadio Mane dengan mudah mengelabuinya di Stamford Bridge saat Liverpool menang 2-0. Itu bukan satu-satunya penampilan buruk Dave, tetapi mungkin yang paling terkenal.
Musim ini di bawah kendali Lampard, kelemahannya semakin terlihat dari awal musim. Kekalahan 0-4 dari Manchester United mungkin bukan murni kesalahan Azpilicueta seorang, tetapi tidak saat melawan Sheffield United.
Bermain di kandang, ia melepaskan penjagaan pada Enda Stevens yang kemudian berujung gol perdana tim tamu. Chelsea bermain imbang 2-2 lawan tim promosi.
Azpilicueta kini tampak sebagai kapten yang tak cocok berada di tim muda penuh gairah. Pola permainan Lampard yang energetik tak membantunya sama sekali.
Lampard bukannya menutup mata akan performa buruk Azpilicueta, ia hanya berkata, "Azpilicueta jadi orang pertama yang sadar akan performanya, tetapi ia juga orang pertama yang ingin memperbaikinya."
"Saya pernah bermain bersama dia dan mengenalnya dengan baik. Dia pemain besar untuk kami, punya sikap luar biasa, dan saya berada di belakang untuk mendukungnya."
Musim ini Chelsea tak bermain sebagai tim yang bertahan dengan kuat terlebih dahulu. Lampard lebih suka anak asuhnya menekan lawan dengan tinggi dan melakukan serangan balik cepat, lebih mirip Liverpool beberapa musim belakangan.
Baca Juga: Wonderkid Chelsea Dibuang, Dihina, dan Top Scorer Liga Inggris
Pada laga kontra Wolves, Lampard kemudian mengubah pola empat bek menjadi tiga bek dengan dua wing-back. Marcos Alonso di sisi kiri lebih ditugasi untuk menyerang sedang Azpilicueta di kanan bisa lebih bertahan dengan tugas menyerang diserahkan kepada Willian.
Dengan ini, kelemahan Azpilicueta bisa tertutupi, setidaknya untuk sementara, tetapi apakah hal ini jaminan ia tak akan terekspos sampai akhir musim nanti?
Pengalamannya tentu masih sangat dibutuhkan tim Chelsea yang penuh daun muda, tetapi bukan berarti namanya di posisi starter Chelsea setiap laga bisa dikatakan aman.
Adalah Reece James, nama gerbong muda yang mungkin akan menggantikan sang kapten di sebelah kanan kereta Chelsea musim ini.
Saat ini ia masih dalam masa penyembuhan cedera engkel. Namun, ketika ia kembali nanti, bukan tak mungkin Reece akan jadi starter menyusul Mount, Tomori, dan Abraham.
Baru berusia 19 tahun, James memang belum melakukan debut di kasta teratas, tetapi ia tampil mengesankan bersama Wigan Athletic di Divisi Championship musim lalu.
Peraih gelar pemain terbaik akademi Chelsea pada 2017-2018 itu tampil apik ditandai dengan terpilihnya James jadi pemain terbaik Wigan musim lalu.
Berposisi asli sebagai bek kanan, James juga bisa bermain sebagai bek tengah dan juga gelandang. Di atas kertas, ia adalah bek kanan yang lebih cocok dengan skema permainan Lampard saat ini.
James lebih kreatif saat memegang bola, dia punya energi yang lebih tinggi, dan soal bertahan juga tak kalah apik. Banyak pihak mengatakan ia adalah saingan Trent Alexandre-Arnold untuk pos bek kanan timnas Inggris di masa depan.
Baca Juga: Tammy Abraham Cetak Hat-trick, Chelsea Kian Mirip Timnas Inggris U-21
Sama seperti Trent, James juga bisa dibilang playmaker alias pembuat permainan dari sisi kanan belakang, sebuah hal yang ia tunjukkan dalam 46 laga bersama Wigan musim lalu.
"Azpilicueta bisa bermain di berbagai posisi. Reece James juga begitu, jadi mungkin akan ada pemain yang saling berganti posisi," ujar Lampard soal kemampuan keduanya bermain di berbagai posisi.
"Reece James akan segera kembali dari cedera, dan saya rasa dia akan jadi pemain yang sangat penting bagi kami," tutur sang pelatih lagi.
Lampard bahkan kabarnya mau meminjamkan Davide Zappacosta ke AS Roma karena ia percaya akan kemampuan James.
Azpilicueta mungkin masih bisa melakukan tugasnya sebagai bek kanan, tetapi bukan berarti ia adalah opsi terbaik untuk Chelsea saat ini.
Ia menunjukkan bahwa ia sanggup beradaptasi dengan perpindahan posisi, tetapi kini pergantian gaya yang dibawa Lampard sepertinya tak begitu cocok untuknya.
Ada bek yang tampil luar biasa dengan gaya bertahan, ada pula yang trengginas saat bermain dalam pola menyerang. Dave masuk dalam kategori pertama, kategori yang mungkin akan jarang dibutuhkan Lampard saat ini.
Saat kereta muda Chelsea kini mulai melaju, mereka masih memiliki masalah dengan beberapa gerbong tua. Andai tak segera diperbaiki, The Blues Express bisa saja melaju jauh tanpa sang kapten berada di dalamnya.
Anda bisa membaca seri Liga Inggris MadLad lain di tautan ini.