Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - AC Milan resmi masuk dalam krisis. Marco Giampaolo semakin santer disebut akan dipecat, tetapi di mata saya sesungguhnya pangkal masalah bukan pelatih.
AC Milan kalah lagi, di kandang sendiri takluk 1-3 dari Fiorentina pada lanjutan Serie A Liga Italia 2019-2020, Minggu (29/9/2019).
Hasil itu merupakan kekalahan ke-4 yang diderita AC Milan saat kompetisi Serie A Liga Italia baru berjalan 6 pertandingan.
Tim asuhan Marco Giampaolo kini terseret makin dekat ke zona degradasi dengan menempati posisi ke-16 klasemen, baru mengoleksi 6 poin dalam 6 partai dan sudah defisit 12 poin dari puncak tabel.
Posisi Marco Giampaolo semakin tidak aman. Kabar terbaru dia tinggal punya satu kesempatan lagi.
Giampaolo harus membawa AC Milan menang atas Genoa pada 6 Oktober nanti.
Il Diavolo diisukan sudah mulai mengontak pelatih timnas Ukraina dan eks striker mereka, Andriy Shevchenko, untuk menggantikan Giampaolo seandainya mantan pelatih Sampdoria itu gagal lagi.
Marco Giampaolo memang tampak kebingungan dalam 6 laga melatih AC Milan.
Formasi 4-3-1-2 andalannya langsung diubah hanya setelah kalah 0-1 dari Udinese pada pertandingan pertama.
Dari skema permainan saja AC Milan tidak punya konsistensi dengan Giampaolo mencoba 4-3-2-1 dan belakangan kembali ke 4-3-3.
Baca Juga: Hasil Lengkap Liga Italia - Milan Dekati Degradasi, Tim Ibukota Menang
Baca Juga: AC Milan Kalah Lagi, Marco Giampaolo Cerca Timnya Sendiri
Pemain-pemain yang baru direkrut pada bursa transfer musim panas tidak banyak digunakan Giampaolo.
Bahkan pergantian pemain pun sering menjadi masalah.
Terkadang Giampaolo hanya mengganti satu atau dua pemain. Di kesempatan lain dia malah menarik keluar pemain yang tampil bagus.
Permainan AC Milan tidak mengalir, tim tidak banyak menciptakan ancaman ke gawang lawan, dan kemampuan Krzysztof Piatek mencetak gol seperti punah.
Memang sudah cukup alasan untuk memecat Giampaolo. Akan tetapi, saya berani bilang Giampaolo tak sendirian bersalah.
Apa yang bisa diharapkan dari pelatih pemakai formasi 4-3-1-2 yang tidak diberi seorang trequartista?
Jelas saja Giampaolo kebingungan karena selama bursa transfer musim panas AC Milan gagal mendapatkan pemain yang justru punya fungsi kunci di dalam skema permainan andalan pelatihnya.
Baca Juga: Selain Gattuso, Dua Pelatih Lain Masuk Kandidat Pelatih Anyar AC Milan
Baca Juga: Performa Jeblok, Pemilik Akan Jual AC Milan ke Investor Baru?
Dani Ceballos dan Angel Correa semuanya luput didapatkan. Dalam kasus dua pemain ini, masalahnya bukan sekadar uang, bukan semata-mata AC Milan tak bisa bersaing dalam hal finansial.
Giampaolo kemudian dipaksa memainkan pemain alternatif yang posisi aslinya bukan trequartista. Dari Suso, Lucas Paqueta, sampai Giacomo Bonaventura.
Kegagalan AC Milan di bursa transfer musim panas lalu akhirnya lengkap dengan kedatangan pemain-pemain yang akhirnya tidak berguna.
Theo Hernandez membuat sektor kiri pertahanan kelebihan pemain, Leo Duarte jadi penghuni bangku cadangan, sementara Rade Krunic memenuhi ekspektasi sebagai eks pemain Empoli, yaitu hanya menjadi pelapis.
AC Milan menghabiskan hampir 40 juta euro untuk merekrut 3 pemain ini.
Uang itu seharusnya bisa digunakan membeli Angel Correa atau Dani Ceballos.
Kalau mau dibuat perbandingan, Inter Milan bisa seperti sekarang karena mereka memenuhi keinginan pelatih Antonio Conte.
Conte penggemar 3-5-2 dengan lini tengah yang aktif bergerak dan seorang striker big man.
Masih ingat bagaimana Conte membawa timnas Italia tampil hebat di Euro 2016 dengan trio Andrea Barzagli-Leonardo Bonucci-Giorgio Chiellini di belakang, Emanuele Giaccherini di tengah, dan Graziano Pelle di depan?
Inter Milan memenuhi keinginan Conte dengan merekrut Diego Godin dan menggabungkannya dengan Milan Skriniar serta Stefan de Vrij di lini belakang.
Nicolo Barella digabungkan dengan Marcelo Brozovic, membuat Inter Milan memiliki dua gelandang penempuh jarak terjauh di Liga Italia musim lalu.
Romelu Lukaku melengkapi skuat Conte dengan Inter Milan fokus mengejar sang striker sejak awal bursa transfer sampai menjelang hari deadline.
Efeknya bisa terlihat. Inter Milan sempurna dalam 6 pertandingan dan kini mantap memimpin klasemen Liga Italia.
Baca Juga: Maldini Sebut Giampaolo Punya Kesamaan dengan Arrigo Sacchi
Baca Juga: Persimpangan Gattuso: Pilih Ibu Kota atau Kembali ke AC Milan?
Karena AC Milan gagal di bursa transfer, yang kemudian berimbas kegagalan di pekan-pekan lawan Serie A, maka saya lebih menuding Paolo Maldini dan Zvonimir Boban sebagai pangkal masalah Tim Merah-Hitam.
Keduanya adalah direktur yang bertanggung jawab dalam perekrutan pemain.
Posisi tersebut menuntut kemampuan bernegosiasi dan luasnya jaringan.
Maldini dan Boban belum mempunyai dua hal itu karena mereka bisa dibilang "anak baru" di pekerjaan ini.
Maldini lama absen dari lingkungan sepak bola setelah pensiun, sedangkan Boban lebih banyak aktif di FIFA.
Agak menggelikan melihat Dani Ceballos sudah mau bergabung, tetapi AC Milan tak kunjung bisa menggolkan transfer. Kemudian ternyata Ceballos malah pindah ke Arsenal hanya dengan status pinjaman.
Kalau ditanya siapa yang seharusnya dipecat duluan, saya akan bilang Paolo Maldini dan Zvonimir Boban.
Baca Juga: Termasuk Marco Giampaolo, Ini 3 Pelatih yang Paling Dijagokan Dipecat di Liga Italia
Baca Juga: Terancam Dipecat, Marco Giampaolo Sudah Diultimatum AC Milan dalam 3 Laga ke Depan
Sayangnya, memecat pelatih memang solusi termudah untuk sebuah tim yang sedang mengalami krisis hasil.
Pergantian pelatih bisa diharapkan langsung menimbulkan terapi kejut terhadap pendekatan permainan tim.
Mungkin pelatih yang baru bisa lebih fasih memakai formasi 4-3-3, tidak kebingungan seperti Giampaolo.
Sementara mengganti direktur tidak akan langsung mengubah performa tim.
Kalau Maldini dan Boban yang dipecat, bisa apa penggantinya?
Paling hasil kerja mereka baru terasa pada bursa transfer Januari, itu pun kalau AC Milan masih dapat menemukan pemain-pemain bagus.
Jadi, adalah sebuah kewajaran apabila Marco Giampaolo dipecat.
Faktanya, dia gagal membuat AC Milan menjadi sebuah tim yang solid.
Tetapi, sekali lagi saya berpendapat Giampaolo gagal karena bursa transfer AC Milan lebih dulu gagal.
Tidak ada penguatan di dalam tim yang sesuai dengan keinginan pelatih dan itu adalah kesalahan orang-orang yang bertanggung jawab merekrut pemain.