Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Lanjutan Liga 1 2020 yang Terkesan Dipaksakan

By Wila Wildayanti - Jumat, 14 Agustus 2020 | 17:35 WIB
Osvaldo Haay, merayakan gol yang dicetaknya dalam laga Persija vs Borneo FC di pekan pertama Shopee Liga 1 2020, Minggu (1/3/2020) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (MUHAMMAD ALIF AZIS/BOLASPORT.COM)

Keenam, menyesuaikan standar kelayakan venue pertandingan.

Dan ketujuh, klub wajib melepas pemain yang mendapat panggilan timnas Indonesia.

Dengan menerapkan regulasi baru untuk lanjutan Liga 1 2020 itu bukan malah diterima dengan positif oleh klub-klub, tetapi berbagai pertentangan dan polemik mulai berdatangan silih berganti.

Baca Juga: Satgas Anti Mafia Bola akan Dilibatkan untuk Liga 1 dan Liga 2 2020

Dari permasalahan degradasi tak hanya dua atau tiga klub yang menyatakan kompetisi tanpa degradasi itu permainan tanpa tujuannya.

“Kami juga tidak sepakat kalau kompetisi harus dilanjutkan tanpa adanya degradasi. Kalau tidak ada degradasi, saya tanya lantas goalnya apa ya?. Jadi kalau mau dilanjutkan tanpa degradasi itu tidak ada goalnya. Ini seperti omong kosong,” kata CEO Madura United, Zia Ul Haq kepada BolaSport.com, Selasa, 4 Agustus 2020.

Tak berhenti disitu, polemik pemotongan gaji yang mana PSSI mengizinkan klub Liga 1 untuk melakukan renegosiasi kontrak dengan pemain hingga 50 persen.

Masalah ini sontak menjadi perhatian karena dengan pemotongan gaji sebesar 50 persen itu tak tanggung-tanggung dampak yang dirasa oleh klub.

Baca Juga: Moto2 Austria 2020 - Adik Valentino Rossi Harapkan Strategi Mumpuni di Kualifikasi

Hal ini paling dirasa oleh Arema FC karena mereka harus langsung kehilangan tiga sosok penting.