Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tak sedikit yang beranggapan lanjutan Liga 1 2020 yang bakal digelar di tengah pendemi Covid-19 itu terkesan dipaksakan.
Apalagi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah mengagendakan bahwa lanjutan Liga 1 2020 mulai bergulir 1 Oktober hingga 28 Februari 2021.
Hal itu tertuang dalam surat keputusan (SK) bernomor SKEP/53/VI/2020 tentang Kelanjutan kompetisi dalam Keadaan Luar Biasa tahun 2020.
PSSI resmi memutuskan Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 Indonesia musim 2020 bergulir kembali mulai Oktober 2020.
Rencana tersebut pun langsung mendapat pertentangan dari sejumlah perwakilan klub Liga 1 2020 yang menilai lanjutan kompetisi sangat beresiko tinggi.
Baca Juga: Tinggal Dua Klub Liga 1 2020 yang Belum Tentukan Kandangnya
Tak hanya terkait aspek kesehatan namun alasan keselamatan secara keseluruhan juga menjadi pertimbangan.
Kabar dilanjutkannya kompetisi itu dibarengi dengan tujuh keputusan dalam surat yang dikirimkan PT LIB kepada klub Liga 1.
Pertama keputusan lanjutan Liga 1, kedua pertandingan dipastikan digelar tanpa penonton, ketiga format kompetisi tetap sama dengan dilanjutkan pada pekan keempat.
Keempat klub Pulau Jawa bisa bermain di kandangnya masing-masing dan untuk tim luar Jawa berpusat di Yogyakarta atau sekitarnya.
Kelima, akan ada kegiatan pra-kompetisi berupa Workshop Medical dan Match Organization serta Manager Meeting Liga 1 2020.
Keenam, PT LIB meminta kepada klub-klub untuk mengajukan home basenya masing-masing (berlaku pula untuk klub asal Jawa).
Dan ketujuh, PT LIB akan memanggil meeting seluruh manajer klub peserta Liga 1 2020 untuk mematangkan persiapan kompetisi.
Pihak operator terus berdalih mematangkan persiapan meski beberapa klub mulai terang-terangan menolak Liga 1 dilanjutkan.
Baca Juga: Bhayangkara FC Akan Gelar Latihan Perdana pada Awal September
Klub-klub bahkan memberikan opsi baru jika kompetisi bisa diubah menjadi turnamen, sebab Liga 1 2020 baru berjalan selama empat laga dari 36 total pertandingan reguler.
Bukan memproses saran-saran dari klub, PT LIB malah mengumumkan aturan atau regulasi baru yang bakal diterapkan selama lanjutan Liga 1 2020.
Asas keadilan menjadi alasan utama wacana penghapusan degradasi, yang mana diharapkan klub tak akan protes jika kekuatannya berkurang saat salah satu pemainnya terkena atau dinyatakan positif Covid-19.
Penghapusan degradasi itu diusulkan ke PSSI berbarengan dengan enam aturan baru lainnya tepat sebelum PSSI melakukan amandemen regulasi lama.
Baca Juga: Cari Tantangan Baru, Imanuel Wanggai Ingin Berikan Prestasi buat Borneo FC
Regulasi kedua, penambahan pergantian pemain menjadi lima pemain.
Ketiga, periode pendaftaran pemain tahap dua tetap dibuka, namun dilarang dilakukan antar klub Liga 1 2020.
Pendaftaran pemain baru hanya dibolehkan jika berasal dari luar klub Liga 1.
Keempat, klub wajib memasukkan minimal dua pemain U-18 dan U-20 ke dalam daftar susunan pemain.
Namun, mereka tak wajib dimainkan, melainkan hanya harus disertakan dalam DSP.
Kelima, penerapan protokol kesehatan harus dilakukan dengan ketat, dan PT LIB telah berjanji akan menanggung biaya swab test klub Liga 1.
Baca Juga: Beda dengan Klub Lain, Persiraja Persilahkan Suporter Datang ke Latihan
Setiap klub wajib menjalani swab test 14 hari sekali.
Totalnya ada 45 orang setiap klub dan nantinya selama kompetisi berlanjut akan ada 11 kali swab test yang akan ditanggung PT LIB.
Keenam, menyesuaikan standar kelayakan venue pertandingan.
Dan ketujuh, klub wajib melepas pemain yang mendapat panggilan timnas Indonesia.
Dengan menerapkan regulasi baru untuk lanjutan Liga 1 2020 itu bukan malah diterima dengan positif oleh klub-klub, tetapi berbagai pertentangan dan polemik mulai berdatangan silih berganti.
Baca Juga: Satgas Anti Mafia Bola akan Dilibatkan untuk Liga 1 dan Liga 2 2020
Dari permasalahan degradasi tak hanya dua atau tiga klub yang menyatakan kompetisi tanpa degradasi itu permainan tanpa tujuannya.
“Kami juga tidak sepakat kalau kompetisi harus dilanjutkan tanpa adanya degradasi. Kalau tidak ada degradasi, saya tanya lantas goalnya apa ya?. Jadi kalau mau dilanjutkan tanpa degradasi itu tidak ada goalnya. Ini seperti omong kosong,” kata CEO Madura United, Zia Ul Haq kepada BolaSport.com, Selasa, 4 Agustus 2020.
Tak berhenti disitu, polemik pemotongan gaji yang mana PSSI mengizinkan klub Liga 1 untuk melakukan renegosiasi kontrak dengan pemain hingga 50 persen.
Masalah ini sontak menjadi perhatian karena dengan pemotongan gaji sebesar 50 persen itu tak tanggung-tanggung dampak yang dirasa oleh klub.
Baca Juga: Moto2 Austria 2020 - Adik Valentino Rossi Harapkan Strategi Mumpuni di Kualifikasi
Hal ini paling dirasa oleh Arema FC karena mereka harus langsung kehilangan tiga sosok penting.
Dari pelatih kepala Arema FC, Mario Gomez, pelatih fisik, Marcos Gonzales, dan penyerang asingnya Jonathan Bauman yang memutuskan pamit secara bersamaan.
Dampak ini juga terjadi di Tira Persikabo yang harus kehilangan pemain asal Finlandia, Petteri Pennanen.
Dan yang teranyar kabar mundurnya pelatih, Edson Tavares dari Borneo FC.
Tak hanya itu, dari 18 klub Liga 1 masih ada dua tim yang hingga saat ini belum menentukan stadion untuk digunakan sebagai markas, seperti Persebaya Surabaya dan Barito Putera.
Baca Juga: Alasan Fabio Quartararo Percaya KTM Punya Peluang Jadi Juara MotoGP 2020
Bahkan saat klub-klub lain telah menggelar latihan, tim sekelas Persija Jakarta hingga saat ini mengaku belum mengagendakan untuk jadwal latihan persiapan lanjutan Liga 1 2020.
Melihat kondisi tersebut pun membuat beberapa pihak menilai jika lanjutan Liga 1 2020 saat ini terkesan dipaksakan.
Sekalipun alasan utamanya untuk persiapan timnas Indonesia jelang menghadapi Piala Dunia U-20 2021.
Jika memang timnas U-19 Indonesia menjadi alasan utama, klub-klub Liga 1 hingga Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) lebih menyarankan agar PSSI menggelar Elite Pro Academy.
Namun, usulan itupun hilang bagaikan ditelan bumi.
Untung Rugi
Berbicara lanjutan Liga 1 di tengah pandemi Covid-19 ini tentu saja ada sisi plus dan minusnya dari pemain ataupun untuk klub.
Baca Juga: Tidak Perlu Cristiano Ronaldo Lagi untuk Singkirkan Atletico Madrid dari Liga Champions
Tidak hanya masalah faktor kesehatan dan keselamatan seluruh pihak yang terlibat dalam sepak bola karena itu menjadi prioritas utaman di tengah pandemi ini.
Terlebih dengan adanya ini tentu saja sangat berdampak pada semua sektor yang mendukung keberlangsungan sepak bola, khususnya pada aspek ekonomi masing-masing klub.
Semisal biaya operasional pertandingan yang dipastikan bakal menguras sektor keuangan klub.
Di mana selain pertandingan tanpa suporter yang selama ini menjadi salah satu income atau pemasukan klub dipastikan terhenti.
Termasuk juga cosht mahal yang harus dikeluarkan klub saat menjalani laga tandang, di antaranya satu pemain harus berada dalam satu kamar.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Willian Resmi Dikontrak Arsenal 3 Tahun
Sedangkan dari PT LIB hanya memberikan subsidi sebesar Rp800 juta untuk klub-klub Liga 1.
“Memang pemegang saham tetap harus tombok supaya klub bisa jalan. Situasi pandemi seperti ini pemegang saham pun sebenarnya sedang sulit ekonominya, tapi gimana lagi kami harus tetap siap dan kami tetap berusaha semaksimal mungkin. Cuma masalahnya sampai kapan?,” tutur CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi kepada BolaSport.com, Sabtu (1/8/2020).
Selain pemain dan klub adakah yang mendapatkan untung dari lanjutan Liga 1 2020 ini?
Jika memang lanjutan Liga 1 2020 bakal bergulir sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, klub-klub peserta berharap agar protokol kesehatan diterapkan dengan sangat ketat.
Baca Juga: Cara Persib Kembali Bangun Chemistry Sebelum Liga 1 2020 Bergulir
Sebab pertandingan sekelas Liga Champions yang digelar dengan ketat saja, dua pemain dari Atletico Madrid, Angela Correa dan Sime Vrsaljko positif terpapar Covid-19.
Oleh karena itu PT LIB dan PSSI bisa menggodok protokol kesehatan dengan sangat baik sebelum kompetisi resmi dilanjutkan.
PT LIB pun bakal menggelar Medical Workshop yang diikuti semua tim dokter klub perserta pada awal September mendatang.