Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa, Indonesia memang belum terlalu parah. Dari situs yang sama, peringkat Indonesia baik dari segi jumlah kasus, total kematian, dan total kasus aktif masih jauh di bawah Inggris, Prancis, atau Jerman.
Namun, yang tak boleh kita lupakan juga, negara-negara itu punya teknologi kesehatan yang jauh lebih maju ketimbang Indonesia. Mitigasi bencana yang lebih baik juga harus masuk dalam pertimbangan ketika membandingkan sepakbola Tanah Air dengan negara-negara tersebut.
Mereka juga punya aturan ketat dalam regulasi olahraga di era pandemi. Inggris misalnya, hanya membolehkan sepakbola bergulir di taraf profesional. Artinya hanya Liga Premier hingga kasta keempat, League Two, yang boleh bergulir. Sementara liga-liga amatir dihentikan total.
Baca Juga: Persija Jakarta Tak Gentar Meski Gabung Grup Neraka di Piala Menpora 2021
Kalau membandingkan dengan Indonesia, malah kebalikannya. Laga-laga fun football yang pengawasannya minim justru jalan terus. Pemerintah juga kurang mengawasi pelaksanaan olahraga di level mikro yang justru berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19.
Sudah jamak di media pemberitaan soal bagaimana rumah sakit di seluruh penjuru negeri mulai kolaps. Tenaga kesehatan berguguran. IGD tak lagi sanggup menampung pasien Covid-19.
Jika itu diabaikan dan hanya ‘egois’ supaya sepakbola bisa kembali bergulir, jangan dulu berharap pandemi akan selesai dalam waktu dekat.
Baca Juga: Pimpin Zahra Muzdalifah Cs, Ini Rencana Pelatih Timnas Putri Indonesia