Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Timnas Inggris melakukan protes dengan cara berbeda terhadap Qatar atas kematian 6.500 pekerja yang mengerjakan proyek persiapan Piala Dunia 2022.
Timnas Inggris mengikuti langkah sejumlah tim lainnya yang melakukan protes terhadap Qatar terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Timnas Norwegia mengawali protes tersebut pada 24 Maret lalu sesaat menjelang laga kontra Gibraltar di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Para pemain, di dalam maupun di luar lapangan, mengenakan kaus bertuliskan: "Human Rights, On and off the pitch" atau "Hak Asasi Manusia, di dalam dan di luar lapangan" sebelum sepak mula.
Satu hari setelahnya, giliran timnas Jerman yang melakukan protes serupa terhadap Qatar.
Baca Juga: Rumania Vs Jerman - Memori Kelam Pembantaian Der Panzer Tahun 2004
Mereka melancarkan protesnya menjelang pertandingan kontra Islandia saat sesi foto tim sebelum kick-off.
Skuad Der Panzer mengenakan jersey tandang berwarna hitam dengan satu huruf tertulis di seragam yang dikenakan 11 pemainnya.
Kata-kata yang berurutan itu pun menjadi suatu kalimat "Human Rights" atau Hak Asasi Manusia.
Langkah timnas Norwegia dan timnas Inggris diikuti oleh timnas Belanda dalam sebelum pertandingan melawan timnas Latvia yang kemudian dimenangi The Oranje 2-0, Sabtu (27/3/2021) atau Minggu dini hari WIB.
Mereka mengenakan kaus bertuliskan "Football Supports Change" atau Sepak bola mendukung perubahan.
"Qatar adalah tempat kami ingin menjadi juara dunia. Akan tetapi, bukan tanpa melihat ke luar kotak. Itulah mengapa kami menggunakan sepak bola kami untuk perubahan," tulis pernyataan timnas Belanda dalam laman resminya.
Sementara sudah tiga tim melakukan protes, timnas Inggris tak melakukan hal serupa untuk melakukan protes terhadap Qatar.
Menurut pelatih The Three Lions, Gareth Southgate, mereka melancarkan protes dengan cara yang berbeda.
Baca Juga: Lawan Tim yang Tidak Pernah Menang, Pelatih Timnas Inggris Singgung Tanggung Jawab
Southgate mengungkapkan bahwa Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) dan organisasi non-pemerintah internasional yang menyuarakan HAM, Amnesty International, telah melakukan pembicaraan mengenai Qatar.
Amnesty International menyurati FA tahun lalu mendesak mereka untuk menekan FIFA agar memastikan hak-hak pekerja migran di Qatar dilindungi dengan baik.
Southgate mengatakan pembicaraan antara kedua organisasi masih berlangsung dan Amnesty tidak ingin turnamen itu dibatalkan.
"Saya pikir dalam hal situasi di Qatar, FA bekerja sama dengan Amnesty International dan akan berbicara dengan Qatar juga," kata Southgate, dikutip BolaSport.com dari Independent.
"Pemahaman saya adalah Amnesty tidak ingin turnamen ditunda atau dipindahkan."
"Mereka ingin bekerja dan menyoroti masalah yang mungkin bisa diperbaiki. Jadi, penting bagi kami untuk bekerja dengan organisasi seperti itu."
"Saya pikir ketika Anda terlibat dengan timnas Inggris, Anda akan selalu ditanyai pertanyaan-pertanyaan di luar sepak bola. "
"Anda dapat memilih untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan itu dan memilih untuk mengatakan 'Oh, saya di sini hanya untuk berbicara tentang pertandingan'."
"Akan tetapi, selama lima tahun terakhir saya telah berusaha untuk tidak melakukannya."
"Saya pikir ada beberapa poin penting yang harus dibuat dan mungkin masalah yang kami bantu untuk membuat perbedaan."
"Jadi, saya akan selalu mendorong pemain untuk memiliki pandangan mereka sendiri."
"Kami bisa saja berbeda pandangan di beberapa bidang, tapi kami memiliki lingkungan yang matang. Kami ingin orang-orang berpengetahuan luas yang memiliki pendapat," ucapnya lagi.
Protes yang dilakukan para pemain sepak bola terhadap Qatar itu terkait dengan pelanggaran HAM dalam persiapan Piala Dunia 2022.
Menurut laporan The Guardian pada bulan lalu yang dikutip BolaSport.com, sebanyak 6.500 lebih pekerja migran telah meninggal di Qatar dalam 10 tahun terakhir selama persiapan kompetisi akbar itu.
Dengan demikian, rata-rata 12 pekerja yang berasal dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka ini telah meninggal setiap minggunya sejak Desember 2010.
Dalam 10 tahun terakhir, Qatar telah memulai program pembangunan yang sebagian besar untuk persiapan ajang empat tahunan itu.
Baca Juga: Soroti Kematian 6.500 Pekerja, Pesepak Bola Ramai-ramai Protes Qatar
Selain tujuh stadion baru, lusinan proyek besar telah diselesaikan atau sedang berjalan, termasuk bandara baru, jalan raya, sistem transportasi umum, dan hotel.