Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Namun, dampaknya saat diturunkan dari bangku cadangan di leg pertama melawan PSG secara luas dianggap sebagai titik balik signifikan yang memungkinkan Man City untuk membalikkan defisit satu nol.
Kini, Zinchenko tengah bersiap untuk meraih gelar Liga Inggris ketiganya dan memiliki kesempatan mengantar timnya mengangkat trofi Liga Champions untuk kali pertama.
Jika Man City mampu memenangi dua gelar tersebut, Zinchenko memiliki lebih dari sekadar perannya tim.
Guardiola menyukai sikap Zinchenko pada 2019, mengatakan bahwa semua orang bisa belajar darinya.
"Sehari setelah pertandingan selalu sulit bagi orang-orang yang tidak bermain (dalam sesi latihan mereka) dan sebagian besar pemain terkadang ingin menunjukkan kepada saya betapa kecewanya mereka," kata Guardiola.
Baca Juga: PSG Keok dari Man City, Bukti Neymar Bukan Cerminan Pemimpin Sejati
"Kemudian mungkin sebelum pertandingan mereka bagus lagi di depan pelatih dan rekan satu tim mereka."
"Dia benar-benar kebalikannya. Itulah alasan dia selalu bermain bagus. Dia menunjukkan lagi suasana hati, perilaku, bersikap positif, tersenyum, dan waspada. Ketika ini terjadi, Anda akan selalu bermain bagus."
"Itu sebabnya saya senang. Dia pantas mendapatkan semua rasa hormat saya dan saya pikir dia akan menjalani karier yang panjang," tuturnya.
Adapun Zinchenko menjelaskannya dengan sempurna dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph tentang apa yang diperlukan untuk menjadi pesepakbola.
"(Yang diperlukan adalah) 1% bakat, 99% kerja keras," kata Zinchenko.
Kebangkitan Zinchenko menemui titik terang dalam kariernya adalah bukti nyata bahwa kerja keras selalu mengalahkan bakat.