Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Indonesia adalah negara dengan fanatisme suporter yang diakui paling tinggi di Asia Tenggara, bahkan Asia.
Setidaknya, sebelum pandemi melanda, hampir di semua kabupaten di Tanah Air yang memiliki klub sepak bola pasti ada penggemar di dalamnya.
Tak peduli di kasta mana, yang mereka butuhkan hanya menyaksikan timnya berlaga dan kegiatan menonton setiap pertandingan kandang tim kesayangannya menjadi kesibukan tiap akhir pekan.
Ada harap, marah, hingga patah hati dalam 90 menit pertandingan sepak bola.
Begitu pula ada ratusan mata, bahkan ribuan orang yang siap mengorbankan waktunya hanya untuk tim kebanggaannya.
Baca Juga: Lihat Man United Pakai Formasi 4-2-4, Juergen Klopp Gosok 2 Tangan Siap Bantai 4-0 Hari Minggu
Ini yang membuat sepak bola harusnya murni dan milik suporter seutuhnya.
Mereka tidak berharap kembali pada uang-uang yang dibayarkan untuk membeli tiket.
Mereka hanya ingin timnya bisa bermain dengan hati, baik menang dan kalah.
Baca Juga: Bisa Jaga Rekor Tak Terkalahkan saat Lawan Barito, Pelatih PSIS Apresiasi Penampilan Kipernya
Masalah ini jadi berbeda saat kita melihat Liga 1 yang kembali berjalan pada musim ini.
Dalam 6 pertandingan saja, beberapa klub besar yang sudah ditunggu fansnya berlaga, justru tampil di bawah harapan penggemarnya.
Selamat atas pencapaiannya saat ini. Semoga bisa lebih baik lagi.
— the Jakmania (@InfokomJakmania) September 20, 2021
_#BelieveInTwelve#Jakmania pic.twitter.com/bsnaxxmuoI
Kecewa dan rasa memiliki lebih besar dari segalanya, saat tim kebanggan hanya bisa bermain imbang beberapa kali dan mendapatkan kekalahan kesekian kali hingga seri pertama berakhir.
Jika bicara tentang sepak bola, sudah seharusnya suporter mendapatkan tempat utama di klub. Dari sejarahnya sepak bola melaksanakan sepak mula pada pukul 3 sore, menunggu waktu jam pekerja pulang.
Sepak bola merupakan hiburan kaum pekerja, seiring berjalannya waktu, menjadi modern adalah pilihan atau mungkin tren di industri ini.
Kembali melihat timnya berlaga di Liga 1 musim ini, setelah satu seri berjalan, suporter malah mendapat rasa kecewa.
Baca Juga: Lihat Man United Pakai Formasi 4-2-4, Juergen Klopp Gosok 2 Tangan Siap Bantai 4-0 Hari Minggu
Mulai dari barat antara Jakmania dan Viking, ke tengah ada PSS Sleman, menuju timur ada Aremania dan Bonek.
15.05 [SULANJANA] pic.twitter.com/7sPpV31Otb
— VikingPersib Club (@officialvpc) October 10, 2021
Semuanya hampir menyatakan kekecewaan yang sama, performa timmya menurun.
Namun, khusus untuk fans PSS Sleman mendapat satu lagi tambahan, yaitu ancaman.
Sleman Fans yang menuntun beberapa petinggi PSS untuk mundur justru mendapatkan serangan balik dengan sebuah peringatan yang cukup keras dari manajemen.
Mungkin baru ini ada klub yang secara tega mengancam suporter akan memindahkan homebase setelah mendapat kritik dari suporter.
Seolah, mereka ingin menunjukan siapa pemilik klub sebenarnya dan ingin mengertak balik suporter PSS Sleman.
Kawan-kawan tuntutan #DejanOut akan dipenuhi, tapi PSS pindah homebase. PSS Sleman!
Lemes tenan.
— Brigata Curva Sud (@BCSxPSS_1976) September 30, 2021
Berdasarkan akar sejarah yang panjang, publik Sleman akhirnya begerak.
Mulai dari datang langsung menemui manajemen di Bandung, bertemu dengan pemegang saham di Jakarta, hingga menuju Solo demi bertemu tim kebanggaannya, walapun hal yang terakhir membuat beberapa suporter harus diangkut oleh mobil polisi.
Baca Juga: Jadwal Denmark Open 2021 - Marcus/Kevin Jalani Derbi Indonesia Hari Ini
Tapi, hingga hari berganti dan kemarahan masih belum surut, tuntutan mereka belum terpenuhi, manajemen hanya membuat mereka menunggu dan menunda waktu.
Suporter yang harusnya memiliki tim dengan murni dan tulus justru harus bergantung kepada manajemen yang mungkin belum pernah mengunjungi semua sisi Stadion Maguwoharjo yang keramiknya berkurang tiap pertandingan.
Selain itu, yang terbaru, suporter PSS Sleman atau lebih mudah disebut Sleman Fans harus berurusan dengan buzzer, karena mengkritik timnya.
Dari percobaan pembobolan sosial media yg kesekian kali, sampai bajer. Naikkan banyak bendera!
— Brigata Curva Sud (@BCSxPSS_1976) October 20, 2021
Terlihat dari akun-akun di Twitter yang masih melakukan kritik atas manajemen, mendapat serangan dari akun Twitter yang kontra dengan aksi mereka.
Menariknya, kebanyakan akun tersebut baru lahir pada bulan Oktober dan beberapa hanya punya nol pengikut.
Hal ini mengindikasikan ada pihak-pihak yang merasa terganggu dan ingin membuat narasi baru untuk menyerang aksi yang dilakukan Sleman Fans.
Akhirnya, hingga seri kedua Liga 1 2021 yang baru berjalan dua pertandingan ini, gelombang protes suporter masih banyak dan bukan tidak mungkin mereka terus melakukan kritik kepada klubnya.
Karena hanya itu yang mereka bisa dan sebagai bagian dari klub yang paling loyal, itu merupakan hak mereka dan selamanya akan terus begitu.