Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cerita Valentino Rossi dari Mengasapi Sampai Balik Diasapi di MotoGP

By Fauzi Handoko Arif - Senin, 22 November 2021 | 19:45 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, berpose di depan lukisannya pada konferensi pers khusus jelang pensiun di Valencia, Spanyol, Kamis (11/11/2021). (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Legenda MotoGP, Valentino Rossi, merasakan dunia terbalik saat menyandang status pembalap dengan kemunculan para rival yang silih berganti.

Valentino Rossi telah dianugerahi status legenda MotoGP oleh Dorna Sports setelah menjalani karier balap motor selama 26 tahun.

Rencananya, Rossi akan melanjutkan karier balapnya dengan menjadi pembalap mobil.

Sosok Italia berjuluk The Doctor itu memastikan bakal tampil pada Gulf 12 Hours di Yas Marina Circuit, Abu Dhabi, pada Januari tahun depan.

Baca Juga: Plus Minus Sirkuit Mandalika di Mata Pembalap Ducati Saat Gelar WSBK Indonesia 2021

Rossi akan membalap bersama sang sahabat, Alessio Salucci alias Uccio, dan adik tirinya, Luca Marini.

Usai pensiun dari MotoGP, Rossi pun mengenang perjalanan karier balap motornya ketika diwawancara Speedweek.

The Doctor pensiun dengan memegang rekor 115 kemenangan dari berbagai kelas balap yakni 125cc, 250cc, 500cc, dan MotoGP.

Baca Juga: Taufik Hidayat Sampaikan Evaluasi, Indonesia Harus Berani Turunkan Pemain Pelapis seperti China

Pencapaian Valentino Rossi tersebut cuma berselisih tujuh kemenangan dari legenda balap motor Italia lainnya, Giacomo Agostini. Hingga pensiun, Agostini punya 122 podium kampiun.

Saat ditanya mengenai hal tersebut, Rossi mengaku bahwa dia tidak pernah berusaha mengejar rekor selama berkarier sebagai pembalap.

"Saya tidak pernah mengejar rekor. Jika saya berusaha dalam 10 tahun terakhir, saya akan banyak menang di tahun pertama," ucap Rossi, dikutip BolaSport.com dari Motosan.

"Namun, ketika Anda masih muda, Anda membutuhkan pengalaman dan pembelajaran," kata dia menambahkan.

Baca Juga: Indonesia Open 2021- Fadia/Ribka Mundur, Chico Langsung Jalani Derbi

Rossi lalu menyatakan bahwa motivasi bersaingnya muncul karena pencapaian para rivalnya.

Dia mengaku selalu berusaha untuk mengungguli prestasi kompetitor-kompetitornya.

Pada era 2000-2010, misalnya. Rossi berusaha untuk bisa mengalahkan Max Biaggi, Loris Capirossi, dan Sete Gibernau.

Kerja keras Rossi membuahkan hasil setelah dia mampu mengalahkan ketiga rivalnya tersebut dengan status pembalap muda potensial.

Baca Juga: Jonatan Christie Target Pulihkan Fisik Jelang Indonesia Open 2021

Masuk ke era 2010-2021, Valentino Rossi silih berganti berhadapan dengan pembalap-pembalap hebat yakni Casey Stoner, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, dan Marc Marquez.

Berbeda dengan rivalitas sebelumnya, kali ini Rossi kerap kalah saing dengan Stoner, Lorenzo, Pedrosa, dan Marquez.

The Doctor acap kali menjadi bulan-bulanan para rival barunya itu karena sudah menyandang predikat pembalap senior.

Baca Juga: Indonesia Open 2021 - Tak Ingin Dijegal Lagi, Greysia/Apriyani Ingin Raih Hasil Bagus

Hal ini bak karma bagi Rossi. Pada masa muda, dia berhasil mengasapi para pembalap senior, sedangkan saat dia menjadi pembalap senior, Rossi ganti diasapi barisan pembalap muda.

"Motivasi karier saya sangat bergantung pada rival saya," ucap Rossi.

"Saya cukup beruntung menghadapi dua generasi juara: pada awalnya Biaggi, Capirossi, dan Gibernau dan saya adalah pemuda yang datang dan ingin mengalahkan yang terbaik."

"Kemudian di bagian kedua karier, saya menemukan yang lebih kuat lainnya; Lorenzo, Stoner, Pedrosa, dan Marquez. Kali ini, saya menjadi orang tua yang dibodohi mereka," kata dia menjelaskan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P