Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PABSI bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) akan memperjuangkan status angkat besi sebagai cabor resmi Olimpiade.
Membangun diplomasi dengan IWF, federasi angkat besi dari berbagai negara, dan pihak terkait menjadi jalan yang akan ditembuh PABSI dan KOI.
Djoko secara pribadi berpendapat bahwa mencoret angkat besi dari Olimpiade bukan keputusan yang bisa dibenarkan.
Djoko memaklumi kekhawatiran IOC akan penyalahgunaan pengetahuan medis dalam kompetisi olahraga.
Baca Juga: Jaga Prestasi Angkat Besi, PB PABSI Kembangkan Atlet 'Tidak Normal' seperti Eko Yuli Irawan
Namun, Djoko menilai tidak adil pula apabila angkat besi disamaratakan dengan cabor lain yang rentan mengalami kasus doping.
Djoko juga mengingatkan bagaimana angkat besi memiliki nilai sejarah sebagai salah satu cabor pertama yang dipertandingkan di Olimpiade.
"Memang IOC mempunyai hak, tetapi Olimpiade milik masyarakat sedunia," kata Djoko.
"Kalau kita lihat angkat besi adalah salah satu cabang olahraga tertua. Tahun 1896 angkat besi sudah dipertandingkan dalam track and field."
Baca Juga: Soal Keputusan Mundur dari Kejuaraan Dunia 2021, Menpora Ada di Pihak PBSI