Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rexy Mainaky, Gelar Juara Dunia Pertama Malaysia, dan Rahasia Sebelum Final

By Delia Mustikasari - Sabtu, 10 September 2022 | 15:30 WIB
Kabid Binpres PP PBSI Rexy Mainaky, saat sedang berbincang dengan JUARA di pelatnas bulu tangkis, Ci

BOLASPORT.COM - Gerakan pertama Rexy Mainaky pada ganda putra, Aaron Chia dan Soh Wooi Yik saat  memenangkan gelar pertama Malaysia pada Kejuaraan Dunia 2022 tidak biasa.

Direktur kepelatihan sektor ganda Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) berlutut dengan rasa terima kasih saat Aaron Chia berjalan ke arahnya.

Hal ini menunjukkan betapa dia menghargai eksekusi strategi nyaris sempurna yang ditunjukkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik pada final Kejuaraan Dunia 2022 setelah awal yang sulit.

Rexy yang tidak pernah malu mengungkapkan perasaannya tentang kekuatan dan kekurangan para pemainnya, berbicara tentang bagaimana pemain Malaysia yang belum pernah memenangkan gelar sebelumnya tampil bagus di panggung besar.

Baca Juga: Rexy Mainaky Senang dengan Kemajuan yang Ditunjukkan Ganda Campuran Malaysia

"Orang Malaysia pertama yang memenangkan kejuaraan dunia, itu sangat menakjubkan. Saya terus memberi tahu mereka, mainkan saja untuk diri sendiri dan orangtua Anda. Aaron untuk istri dan anak-anaknya," kata Rexy dalam wawancara dengan BWFBadminton.

"Setelah Anda melakukannya untuk negara, semua orang akan merayakan ini. Saya sangat bangga dengan mereka," ujar Rexy.

Chia/Soh belum pernah memenangkan gelar apa pun sebelum ini. Selain itu, ada banyak kritik tentang ketenangan mereka dalam pertandingan besar. Hal apa yang dipersiapkan sebelum kejuaraan dunia?

"Saya melihat kembali diri sendiri. Saya punya mental juara, kan? Saya telah menjadi pelatih selama bertahun-tahun. Kritik justru dapat membangun dan mengembangkan kekuatan mental pada setiap pemain, terutama pemain kelas dunia," ucap Rexy.

"Mereka hanya perlu mengklik pikiran mereka dan satu sama lain. Saya terus memberi tahu mereka bahkan selama pelatihan. 'Apakah Anda melakukan sesuatu secara terpisah atau bersama-sama, Anda harus terhubung. Begitulah cara Anda bisa menghadapi semua kritikan'."

"Sekarang mereka tidak hanya mendapatkan gelar pertama mereka, tetapi Kejuaraan Dunia untuk Malaysia. Saya mengatakan kepada mereka untuk tetap rendah hati dan hanya menikmati permainan," aku Rexy.

Peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 ganda putra bersama Ricky Soebagja itu mengatakan bahwa teknik Chia/Soh tidak banyak berubah.

Namun, kepercayaan diri bahwa mereka memiliki sesuatu (istimewa) dan bagaimana mereka bisa bermain di level atas dengan semua keahlian mereka sehingga bersaing dengan siapa pun.

"Jadi itulah yang saya kerjakan. Saya mencoba untuk mengurangi kesalahan mereka, meminimalkan pikiran negatif mereka. Kami mencoba untuk mengurangi atau meminimalkan kesalahan yang tidak dipaksakan. Ketika semua hal ini terhubung, keterampilan keluar," ucap Rexy.

"Mereka tidak banyak berubah dalam permainan,  tetapi terutama mengubah pola pikir, kepercayaan diri mereka. Itu adalah pekerjaan yang kami lakukan secara psikologis dan itu berhasil."

Rexy juga mengungkapkan hal yang dia lakukan sebelum Chia/Soh menghadapi ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pada partai final kejuaraan dunia.

"Kita bisa melihat betapa bagusnya Ahsan dan Hendra sejak babak pertama. Pada gim pertama (final), mereka mendominasi karena mereka bisa bermain dengan kekuatan mereka di tiga tembakan pertama. Mereka tidak perlu lari," ucap Rexy.

"Jadi saat tertinggal 12-18, Aaron dan Soh tidak akan rugi apa-apa. Mereka memainkan gaya fisik terlebih dahulu, kemudian meningkatkan kecepatan dan itu berhasil. Hal ini mengembalikan kepercayaan diri mereka."

"Kami terus memberi tahu mereka bahwa dengan kecepatan yang lebih baik dari mereka. Ini tentang bermain reli panjang dan tidak terburu-buru. Jika Anda terburu-buru menerima, Anda akan berada dalam masalah," ujar Rexy.

Strategi tersebut terhitung berhasil dengan kecepatan Chia/Soh. Saat memenangkan gim pertama, mereka semakin percaya diri.

"Mereka berusaha untuk terus berjuang poin demi poin hingga mendapat kesempatan untuk unggul. Dan itulah yang membuat saya lebih percaya diri mengapa mereka bisa mendominasi gim kedua," kata Rexy.

Rexy mengaku gugup saat Chia/Soh menjalanai laga semifinal.

Baca Juga: Buka-bukaan Pembalap Penguji Honda: Saya Iri dengan Marc Marquez, Saya Dihancurkannya

"Anda bisa melihat seberapa intens setiap poin melawan India (Rankireddy/Shetty). Pada final, saat mereka memenangkan gim pertama, saya bisa melihat bahasa tubuh mereka. Situasi sudah terkendali," aku Rexy.

"Mereka telah memecahkan mimpi buruk tidak memenangkan gelar dan mereka baru saja memenangkan yang pertama, yang besar, saya harap itu meningkatkan kepercayaan diri mereka dan mereka berusaha untuk memenangi gelar lebih banyak," ucap Rexy.

Rexy telah mencapai banyak hal saat menjadi pemain maupun saat menjadi pelatih. Gelar Juara Dunia 2022 menututnya besar karena dia dulu telah mengantar pemain memenangkan medali perak Olimpiade sebagai pelatih Inggris.

"Saya memenangkan medali perak Kejuaraan Dunia dengan Koo Kien Keat dan Tan (Boon Heong) dan banyak gelar superseries. Ini adalah pencapaian besar bagi saya sebagai pelatih dan juga untuk Malaysia."

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P