Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejarah kemudian berulang kembali di Piala Dunia 2014 Brasil saat timnas Spanyol yang punya status mentereng sebagai juara Euro dua kali beruntun dan kampiun Piala Dunia 2010 mengalami hal yang sama.
Generasi emas timnas Spanyol tersebut hanya meraih satu kemenangan atas Austalia dan menelan dua kekalahan dari Belanda dan Chile.
Banyak yang beranggapan bahwa masa dari Spanyol sudah habis, pasalnya banyak tim juga telah berbenah termasuk timnas Jerman yang mampu menjuarai Piala Dunia 2014.
The reigning World Cup holders have been knocked out at the group stage in four of the last five tournaments:
— Squawka (@Squawka) June 27, 2018
2002: ???????? France
2010: ???????? Italy
2014: ???????? Spain
2018: ???????? Germany
The curse of the champions. pic.twitter.com/u8xINJ6yom
Akan tetapi, timnas Jerman yang diunggulkan di atas kertas di babak grup sebab bersama dengan Korea Selatan, Meksiko, dan Swedia justru apes.
Jerman cuma bisa menang atas Swedia dengan Der Panzer dibuat tak berdaya di tangan Meksiko dan Korea Selatan di laga penentuan yang kala itu dilatih oleh pelatih timnas Indonesia saat ini, Shin Tae-yong.
Kini, Prancis mendapatkan beban kutukan tersebut setelah berhasil jadi kampiun di Piala Dunia 2018 Rusia.
Les Bleus tergabung bersama Australia, Tunisia, dan Denmark, di satu sisi jika dilihat dari kualitas tim, Prancis tentu superior atas lawan-lawannya.
Namun, bukan tidak mungkin tim asuhan Didier Dechamps akan meneruskan kutukan bahwa juara bertahan tak akan lolos dari babak grup.