Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Namun memasuki tahun 2017, Ismed Sofyan mendapatkan angin kedua dalam dirinya, Stefano Teco Cugurra yang membawa angin tersebut pada dirinya.
Teco kemudian memboyong striker jangkung Marko Simic dan mempromosikan Rezaldi Hehanusa ke tim utama.
Kombinasi umpan silang Ismed Sofyan di kanan dan Rezaldi Hehanusa di kiri jadi senjata mematikan Persija Jakarta di Liga 1 dan berhasil memanjakan Marko Simic atau Jaimerson untuk menjebol gawang lawan melalui umpan silang dan tembakan penjuru.
Kombinasi tersebutlah yang berhasil membuat Persija Jakarta akhiri puasa gelarnya selama 17 tahun di Liga Indonesia usai kalahkan Mitra Kukar di pekan terakhir Liga 1 2018.
Angin tersebut seketika sirna usai Teco pindah ke Bali United, sementara Ismed Sofyan lebih banyak dibekap cedera yang harus absen membela Persija Jakarta.
Perlahan tapi pasti, manajemen mulai mempercayakan posisi bek kanan ke Marco Motta, lalu Rio Fahmi. Saat Thomas Doll tiba, Frengky Missa pun persaingan di posisi bek kanan semakin berat untuk Ismed Sofyan.
Baca Juga: Bukan Akhir Segalanya bagi Ferdiansyah Usai Tidak Masuk dalam Skuad Timnas U-20 Indonesia
Dari situlah Sofyan kemudian melanjutkan perjalanan bersama Persija Jakarta sebagai penutup perjalanan rekan-rekan seangkatannya yang pernah malang melintang di Liga Indonesia.
Ismed Sofyan memulai perjalanannya di Persija Jakarta saat dirinya mulai tergantikan dengan yang lain.
Ismed Sofyan cerita cerita mirip dengan rekan setimnya, Bambang Pamungkas yang pensiun tiga tahun yang lalu saat posisinya sudah digeser oleh Marko Simic.
Namun, pencinta apapun itu, satu trofi Liga Indonesia, puluhan gol, dan ratusan caps untuk Persija Jakarta jadi kenangan abadi di mata sepak bola Indonesia.
Menarik, lantas kemana pelabuhan baru Ismed Sofyan nantinya?