Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ismed Sofyan meninggalkan Persija Jakarta dengan sejuta kenangan indah bagi The Jakmania.
Ismed Sofyan sudah resmi berpisah dengan Persija Jakarta per 11 Agustus 2022.
Hal itu disampaikan Ismed Sofyan pada Selasa (13/9/2022) melalui akun Instagram pribadinya.
"Status saya sudah bukan sebagai pemain Persija lagi per tanggal 11 Agustus," ujar Ismed Sofyan.
"Dan sudah menyelesaikan kontrak dengan tim manajemen, tetapi Insya Allah saya tetap akan bergantung pada sepatu sebagai pemain bola, tapi tidak di Persija Jakarta," lanjutnya.
Meski bukan seorang one-man club layaknya Rasyid Bakrie (PSM Makassar), Dadang Hidayat (Persib Bandung), atau Kurnia Meiga (Arema), namun Ismed Sofyan adalah seorang ikon yang mengungkapkan sejarah Persija Jakarta dalam dua dekade terakhir.
Ismed Sofyan sudah babak Persija Jakarta dalam beberapa sejarah yang berbeda.
392 caps dan 19 gol bersama Persija Jakarta (tentu bukan statistik yang sudah terverifikasi karena sulitnya akses data), serta 53 caps timnas Indonesia pada era 2000-2008 jadi bukti shahih kehebatan Ismed Sofyan.
Ismed Sofyan masuk ke tim Persija Jakarta usai tim tersebut jadi juara Liga Indonesia 2001 dan masih disokong oleh musim dari APBD.
Tentu, Ismed Sofyan akhirnya dapat belajar banyak dari para pemain lokal dan asing karena investasi besar Persija Jakarta pada masa itu yang membentuknya sebagai salah satu bek sayap terbaik di Indonesia.
Ismed Sofyan sudah banyak belajar dari pengalaman Nur Alim, Anang Ma'ruf, Djet Donald La'ala, hingga nama Aples Tecuari yang merupakan pemain andalan Timnas Indonesia pada era 1990-an hingga 2000-an awal.
Ismed Sofyan kemudian tumbuh jadi bek sayap yang tak bisa digeser pemain manapun dan pelatih mana pun pembelajarannya dengan para pemain belakang jempolan itu.
Baca Juga: Bek Persija Jakarta Hadapi Cristiano Ronaldo di UEFA Nations League Akhir September 2022
Hasil belajarnya membuat Ismed Sofyan kemudian memiliki skill baru, yaitu melepaskan umpan silang akurat yang seolah-olah tumbuh jadi urban legend masyarakat Jakarta dan Indonesia tentunya bersanding dengan sundulan Bambang Pamungkas.
Pada era tersebut, sudah banyak striker top yang pernah dimanjakan umpan silang Ismed Sofyan pada periode pertama di Persija Jakarta, mulai dari Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, Emanuel De Porras, Gustavo Hernan Ortiz, Roger Batoum, hingga nama Aliyudin.
Meski diisi pemain top, perjalanan awal Ismed Sofyan bersama Persija Jakarta selalu lekat dengan label "serba hampir", karena sering gagal juara di laga pilihan.
Tahun terapes Ismed Sofyan tentu saja terjadi pada musim 2004 dan 2005 yang gagal juara pada laga melawan Persija Jakarta.
Pada musim 2004, Persija Jakarta gagal juara meski sempat memimpin klasemen Liga Indonesia saat masih tersisa satu pertandingan.
Namun, impian juara itu harus pupus di pekan terakhir usai kalah di tim promosi, Persebaya Surabaya dengan skor 1-2.
Lebih menyakitkan lagi, tim yang mengalahkan Ismed Sofyan waktu itulah yang keluar sebagai juara Liga Indonesia usai kalah dua poin saja dari posisi puncak .
Baca Juga: Persib Tetap Ingin Jamu Persija Jakarta di Stadion GBLA
Kesialan itu berlanjut pada musim selanjutnya usai kekalahan dua kali di laga final Liga Indonesia menghadapi Persipura Jayapura dan Copa Indonesia di atas Arema Malang, meski kedua pertandingan tersebut dilangsungkan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Usai momen tersebut, Persija Jakarta perlahan memasuki periode kedua sejarah mereka yang harus lepas dari dana APBD.
Tentu hal itu jadi salah satu periode pasca Macan Kemayoran sebagai klub legendaris di Indonesia.
Persija Jakarta kemudian kehilangan sejumlah bintang-bintang andalannya dan sempat menunggak gaji pemain, termasuk hengkangnya Bambang Pamungkas ke Pelita Bandung Raya pada musim 2014.
Kesialan Persija Jakarta pada periode tersebut tak sampai disitu saja, usainya Stadion Lebak Bulus yang digusur.
Macan Kemayoran kemudian jadi tim musafir yang terpisah dari kota yang melekat dalam nama klub itu sendiri.
Namun, Ismed Sofyan tetap setia mengawal pertahanan Persija Jakarta pada saat tersulit tersebut.
Sebuah keteladanan yang mengingatkan penulis kepada Alesandro Del Piero yang tetap bertahan di Juventus saat klubnya degradasi pada musim 2005/2006.
Namun memasuki tahun 2017, Ismed Sofyan mendapatkan angin kedua dalam dirinya, Stefano Teco Cugurra yang membawa angin tersebut pada dirinya.
Teco kemudian memboyong striker jangkung Marko Simic dan mempromosikan Rezaldi Hehanusa ke tim utama.
Kombinasi umpan silang Ismed Sofyan di kanan dan Rezaldi Hehanusa di kiri jadi senjata mematikan Persija Jakarta di Liga 1 dan berhasil memanjakan Marko Simic atau Jaimerson untuk menjebol gawang lawan melalui umpan silang dan tembakan penjuru.
Kombinasi tersebutlah yang berhasil membuat Persija Jakarta akhiri puasa gelarnya selama 17 tahun di Liga Indonesia usai kalahkan Mitra Kukar di pekan terakhir Liga 1 2018.
Angin tersebut seketika sirna usai Teco pindah ke Bali United, sementara Ismed Sofyan lebih banyak dibekap cedera yang harus absen membela Persija Jakarta.
Perlahan tapi pasti, manajemen mulai mempercayakan posisi bek kanan ke Marco Motta, lalu Rio Fahmi. Saat Thomas Doll tiba, Frengky Missa pun persaingan di posisi bek kanan semakin berat untuk Ismed Sofyan.
Baca Juga: Bukan Akhir Segalanya bagi Ferdiansyah Usai Tidak Masuk dalam Skuad Timnas U-20 Indonesia
Dari situlah Sofyan kemudian melanjutkan perjalanan bersama Persija Jakarta sebagai penutup perjalanan rekan-rekan seangkatannya yang pernah malang melintang di Liga Indonesia.
Ismed Sofyan memulai perjalanannya di Persija Jakarta saat dirinya mulai tergantikan dengan yang lain.
Ismed Sofyan cerita cerita mirip dengan rekan setimnya, Bambang Pamungkas yang pensiun tiga tahun yang lalu saat posisinya sudah digeser oleh Marko Simic.
Namun, pencinta apapun itu, satu trofi Liga Indonesia, puluhan gol, dan ratusan caps untuk Persija Jakarta jadi kenangan abadi di mata sepak bola Indonesia.
Menarik, lantas kemana pelabuhan baru Ismed Sofyan nantinya?