Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gas Air Mata, Pangkal dari Tragedi Kelam di Kanjuruhan dan Estadio Nacional

By Bonifasius Anggit Putra Pratama - Minggu, 2 Oktober 2022 | 13:01 WIB
Kerusuhan yang kabarnya menimbulkan banyak korban jiwa terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya di Liga 1, Sabtu (1/10/202) di Stadion Kanjuruhan, Malang. (TOMMY NICOLAS/BOLASPORT.COM)

Laga antara Peru dan Argentina tercatat disaksikan oleh sekitar 53000 penonton dari kedua belah pihak.

Kronologi kejadian di Estadio Nacional bermula dari wasit Angel Eduardo Pazos yang menganulir gol Peru.

Saat itu Peru dalam keadaan tertinggal 0-1 dari Argentina.

Keputusan dari sang pengadil lapangan tersebut membuat pendukung tuan rumah tak terima dan marah sehingga memicu bentrok antar suporter.

Baca Juga: 2 Pelajaran dari Peristiwa Hillsborough yang Bisa Diterapkan di Tragedi Kanjuruhan

Tidak hanya itu pendukung Peru turut melakukan invasi ke dalam lapangan pertandingan dan berhadapan dengan aparat keamanan.

Sama seperti tragedi di Kanjuruhan, gas air mata turut ditembakkan ke arah tribune penonton guna menghalau agar suporter tidak banyak lagi turun ke lapangan.

Eksodus besar dari penonton di tribune membuat kepanikan luar biasa untuk menghindari semprotan gas air mata.

Ribuan penonton penuh sesak menuju pintu keluar tribune utara yang sempit dan apesnya kondisinya dalam posisi terkunci.

Para suporter lainnya juga tidak mampu keluar mencari pintu keluar lain akibat berdesak-desakan dengan ribuan orang.