Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemandangan mencekam disana pun mereka saksikan sendiri, ada yang sudah terbujur kaku, anak-anak yang patah tangan, dan lain-lain.
"Saya melihat sendiri pipinya sudah benjol gede mas, saya melihat anak sekitar SMP atau SMA tangannya patah mas, digips mas, saya melihat sendiri sambil ngeraupi (membasuh wajah)," ujar Nico saat menceritakan suasana diluar stadion.
Nico menyesalkan adanya penembakan ke arah parkiran tersebut, yang membuat salah satu rekannya mengalami perawatan darurat di ruangan tertutup area stadion.
"Yang paling parah itu di parkiran, saya tidak tahu apa-apa, malah ditembak. Kalau mau mengkondusifkan kan harusnya ditembak ke arah jalan kan. Itu enggak mas, malah di parkiran. Saya sesek, mata sulit melek, dan itu banyak orang," ujar Nico.
"Akhirnya disitu ada satu ruang tertutup pada masuk kesana. Ketika masuk kesana dan keluar juga sudah banyak yang tumbang mas. Diruangannya yang banyak orang tumbang itu, ada pacar teman saya mas, posisinya pingsan," lanjut Nico.
Nico pun menggambarkan situasi orang-orang yang terkapar malam itu di stadion.
"Saya tidak tahu, tapi yang pasti saya melihat sendiri kaki mereka terbujur, pakaiannya sudah gak bener, tangannya sudah ada di dada keduanya, tapi saya tidak tahu dia meninggal atau belum," ujar Nico saat menceritakan kisahnya.
Beruntung Nico dan rombongan berhasil keluar dari area Stadion Kanjuruhan sepenuhnya pada pukul 01.00 WIB usai salah satu rekannya berhasil sadarkan diri sepenuhnya.