Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Saksi melaporkan adanya tembakan demi tembakan yang tak hanya diarahkan di dalam stadion, namun di luar stadion saat Tragedi Kanjuruhan terjadi.
Seperti yang diketahui, Tragedi Kanjuruhan menewaskan 131 fans usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Laga yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang itu dimenangkan oleh Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10/2022).
Kali ini, redaksi BolaSport.com mendapatkan kesaksian dari dua orang suporter yang menghadiri laga tersebut.
Dua orang suporter tersebut menempati gate 8 dan gate 12 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Sebagai gambaran, gate 8 merupakan suporter yang berada tepat di bawah papan skor Stadion Kanjuruhan.
Sementara gate 12 merupakan suporter yang menempati tribun selatan atau yang disebut paling brutal dalam tragedi Kanjuruhan bersama gate 11 dan 13.
Namun untuk kisah di Gate 12 akan dipisah di artikel berikutnya.
Menurut penuturan Nico, seorang saksi yang duduk di Gate 8, awalnya ada dua sampai tiga suporter yang turun ke lapangan.
"Awalnya ada dua sampai tiga orang masuk ke lapangan menembus aparat, waktu pemain melingkar, sebenarnya dua orang itu memberikan semangat ke pemain dan memeluk-meluk, sehingga memicu banyak orang untuk turun," ujar Nico saat diwawancarai redaksi BolaSport.com pada Rabu (5/10/2022) malam WIB.
Namun, suasana kemudian berubah saat ada upaya pemukulan ke salah satu pemain Arema FC, sehingga membuat aparat berupaya untuk mengamankan para pemain ke ruang ganti.
Aparat keamanan merespon hal tersebut dengan sangat represif yang membuat suporter yang lain turun ke lapangan usai tidak terima atas hal tersebut.
"Terus pemain dilarikan ke loker dan ditutup oleh aparat, lalu timbullah kerumunan di tengah lapangan, untuk mengkondisikan itu, aparat memukul mundur suporter untuk kembali ke tribun," ujar Nico.
Baca Juga: Aremania Somasi Jokowi, KSP: Ngawur Aja Itu!
"Menurut saya dengan cara-cara yang represif ya, dengan memukul-mukul dengan tongkat dan tameng. Kondisi itu memancing teman-teman lain yang tidak terima karena temannya dipukul, akhirnya meluber ke lapangan."
"Karena tidak terima dengan aparat yang berbuat demikian, akhirnya setelah itu aparat mulai dipukul mundur lagi oleh suporter, gas air mata mulai keluar mas."
"Sembari gas air mata keluar mas, hal itu berlangsung sangat cepat. Gas air mata keluar di tengah lapangan, sebenarnya sudah mulai ke tribun, namun ada juga yang coba menyelamatkan teman-temannya karena ada yang dipukuli saat gas air mata mulai keluar,"
Nico sempat kesulitan untuk mencari pintu untuk meloloskan diri dari area stadion, sampai-sampai dia harus berkeliling karena pintu stadion ada yang tidak terbuka sepenuhnya.
"Setelah itu, tembakan itu membuat suporter panik, pintu Kanjuruhan itu terlalu kecil, masih ada sekat besi-besi itu lo mas, dan itu belum dilepas, sehingga orang harus keluar satu-satu," ujar Nico.
Baca Juga: Aremania Somasi Jokowi, KSP: Ngawur Aja Itu!
Nico yang berhasil keluar sempat melihat adanya tembakan gas air mata di luar stadion sesaat setelah berhasil keluar yang memaksanya kembali ke area tribun timur.
"Saya mondar-mandir di tribun bawah skor untuk mencari tribun yang benar-benar kondusif sambil menahan gas air mata, akhirnya menemukan tapi lupa di tribun yang mana," ujar Nico.
"Begitu sudah tidak kondusif, pintu sudah penuh sesak dengan orang, saya lihat dari atas, udah sesak-sesakkan, daripada saya dari sini juga ikut sesak, ketika turun kesini, cari pintu yang lain, saya cari pintu yang kondusif. ada ya ramai, tapi agak kondusif sedikit," lanjutnya.
"Begitu keluar, kan saya parkir di luar area stadion Kanjuruhan, di arah utara stadion. Ketika saya jalan menuju utara, anak-anak dari utara balik lagi karena disitu ada gas air mata juga, lalu saya kesini mas (balik ke tribun timur) menuju lapangan sepatu roda Kanjuruhan."
"Saya akhirnya bisa menembus kesana mas, akhirnya menuju areal parkiran tapi terpisah dengan rombongan 7 orang, cuma dua yang bersama saya, kan ada teman yang bawa pacarnya, saya sudah tidak tahu mereka dimana waktu keluar, karena sudah janjian disana, kita tunggu disana," lanjutnya.
Sambil menunggu rekan-rekannya di luar areal parkir yang terletak di sebelah utara Stadion Kanjuruhan, Nico melihat tembakan gas air mata ke arah areal parkir.
Dirinya sempat menyaksikan banyak orang yang terkapar di area stadion.
Baca Juga: Kapolri: 11 Personil Tembakkan Gas Air Mata, 8 ke Arah Tribun Stadion Kanjuruhan
"Sambil menunggu kawan-kawan saya diluar parkiran saya melihat suasana terlebih dahulu, polisi menembakkan gas air mata di parkiran. itu yang membuat saya tidak habis pikir, ketika diluar saya melihat sendiri orang-orang yang terkapar di area stadion, sudah terbujur juga," ujar Nico.
Pemandangan mencekam disana pun mereka saksikan sendiri, ada yang sudah terbujur kaku, anak-anak yang patah tangan, dan lain-lain.
"Saya melihat sendiri pipinya sudah benjol gede mas, saya melihat anak sekitar SMP atau SMA tangannya patah mas, digips mas, saya melihat sendiri sambil ngeraupi (membasuh wajah)," ujar Nico saat menceritakan suasana diluar stadion.
Nico menyesalkan adanya penembakan ke arah parkiran tersebut, yang membuat salah satu rekannya mengalami perawatan darurat di ruangan tertutup area stadion.
"Yang paling parah itu di parkiran, saya tidak tahu apa-apa, malah ditembak. Kalau mau mengkondusifkan kan harusnya ditembak ke arah jalan kan. Itu enggak mas, malah di parkiran. Saya sesek, mata sulit melek, dan itu banyak orang," ujar Nico.
"Akhirnya disitu ada satu ruang tertutup pada masuk kesana. Ketika masuk kesana dan keluar juga sudah banyak yang tumbang mas. Diruangannya yang banyak orang tumbang itu, ada pacar teman saya mas, posisinya pingsan," lanjut Nico.
Nico pun menggambarkan situasi orang-orang yang terkapar malam itu di stadion.
"Saya tidak tahu, tapi yang pasti saya melihat sendiri kaki mereka terbujur, pakaiannya sudah gak bener, tangannya sudah ada di dada keduanya, tapi saya tidak tahu dia meninggal atau belum," ujar Nico saat menceritakan kisahnya.
Beruntung Nico dan rombongan berhasil keluar dari area Stadion Kanjuruhan sepenuhnya pada pukul 01.00 WIB usai salah satu rekannya berhasil sadarkan diri sepenuhnya.