Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Beberapa pembalap tidak hanya menegaskan diri mereka sebagai bintang masa depan, tetapi juga bintang masa kini pada MotoGP 2022.
Hal ini meliputi Francesco Bagnaia (Ducati) setelah kemenangan sensasionalnya, Enea Bastianini yang memenangkan empat balapan dan mengamankan kursi pabrikan Ducati dalam prosesnya, atau rookie of the year atau pembalap pendatang baru terbaik, Marco Bezzecchi.
Namun, ada juga pembalap yang sepanjang musim meninggalkan banyak hal yang diinginkan, itulah sebabnya mereka dimasukkan dalam daftar ini.
Crash.net memprediksi lima pembalap MotoGP mana yang akan berada di bawah tekanan paling besar untuk tampil pada 2023. Berikut diantaranya.
Baca Juga: Fajar/Rian, Tahun Terbaik sebagai Pasangan, dan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024
5. Joan Mir
Joan Mir memiliki kontrak dua tahun dengan Repsol Honda dan karena itu tidak menghadapi risiko kehilangan kursinya setelah 2023.
Mantan pembalap Suzuki itu akan berusaha menghentikan tren yang melibatkan rekan setimnya, Marc Marquez.
Juara Dunia MotoGP 2020 telah gagal memenangkan balapan sejak musim perebutan gelarnya, dan meskipun pebalap Spanyol itu sangat konsisten pada 2021 yang membuatnya finis ketiga, dia tidak mampu menandingi Alex Rins.
Rins yang musim ini masih menjadi rekan setimya telah memenangkan dua dari tiga balapan terakhir akhir musim 2022.
Mir telah bergabung dengan tim yang paling sukses dalam sejarah MotoGP. Namun, Repsol Honda hanya memenangkan tiga balapan dalam tiga tahun terakhir, semuanya berkat Marquez.
Apakah itu Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo atau Pol Espargaro, ketiga pembalap tersebut tidak dapat terus menantang Marquez ketika juara dunia delapan kali itu sehat.
Bagi Mir, hasil yang sama dapat merusak opsi potensialnya jika pembalap kelahiran Mallorca, Spanyol itu melihat jalan keluar dari Honda setelah 2024.
4. Johann Zarco
Seperti Mir, Zarco kurang membutuhkan musim 2023 yang besar dibandingkan dengan tiga pembalap teratas dalam daftar meskipun tekanan masih ada untuk pembalap Pramac tersebut.
Zarco masih belum meraih kemenangan di kelas utama saat dia menyaksikan Bagnaia, Bastianini, Jack Miller, dan Jorge Martin yang telah memenangkan balapan selama dua musim terakhir dengan mesin yang identik, atau dalam kasus Bastianini motor berusia satu tahun.
Kehadiran Zarco di skuad Pramac Ducati sangat bagus untuk tim karena ia membawa kecepatan dan pengalaman, namun konsistensi menjadi masalah.
Dua musim terakhir Zarco memulai musim engan beberapa podium dan muncul sebagai penantang gelar sebelum turun dalam hal performa.
Jika Bezzecchi atau Luca Marini bisa menambahkan nama mereka ke dalam daftar pembalap Ducati yang akan juara pada MotoGP musim depan, Zarco perlu meraih hasil serupa untuk menghindari tekanan pada 2024.
Tidak diragukan lagi Honda ingin mempromosikan Ai Ogura dari Moto2 ke MotoGP untuk musim depan.
Namun, dengan pembalap Jepang di tengah perebutan gelar Moto2 yang akhirnya kalah dari Augusto Fernandez dan merasa membutuhkan satu musim lagi di kelas menengah, LCR Honda malah memilih untuk tetap bertahan dengan pengalaman Nakagami.
Sementara itu, kondisi ini menjadi penyelamat bagi Nakagami. Pembalap yang sudah berkiprah pada balapan MotoGP selama lima tahun itu tidak mungkin lolos dengan musim lain seperti yang dia alami pada 2021 dan 2022.
Masih tanpa podium atau kemenangan pada MotoGP, tampaknya membuat Nakagami setidaknya perlu mencapai dua skenario sebelumnya jika dia ingin tetap di kelas utama setelah 2023.
Hubungannya dengan Honda membuat Nakagami tidak mungkin ditawari tumpangan di tempat lain yang juga merusak peluangnya untuk bertahan pada MotoGP seandainya Honda memilih untuk tidak mempertahankannya.
2. Alex Marquez
Setelah tiga musim yang sulit bersama Honda, Alex Marquez secara mengejutkan dijemput oleh Ducati dan tim Gresini untuk menggantikan posisi Enea Bastianini.
Juara Dunia Moto2 2019 ini kemungkinan besar akan dibandingkan dengan apa yang berhasil diraih Bastianini pada 2022 sehingga dia akan sangat sulit untuk memenuhi potensi yang ditunjukkan Bastianini.
Musim 2023 tampaknya akan menjadi kesempatan terakhir Alex Marquez untuk membuktikan dirinya sebagai pembalap MotoGP karena perjuangannya di LCR Honda meskipun RC213V terbukti menjadi motor yang menantang bagi semua pembalap Honda untuk tampil baik.
Marquez bisa dibilang memiliki paket terbaik di grid yang dimilikinya. Jadi apa pun selain berjuang untuk finis sepuluh besar atau lebih baik akan dianggap sebagai musim yang mengecewakan dan membuatnya berjuang untuk karier kelas utamanya.
Satu-satunya pembalap pabrikan dengan kontrak yang habis sebelum 2024, kursi Monster Energy Yamaha milik Morbidelli bisa diperebutkan untuk musim depan.
Morbidelli mengalami musim 2023 yang mengejutkan, finis di urutan ke-19 dalam kejuaraan, sementara rekan setimnya Fabio Quartararo di urutan kedua.
Kepala Tim pabrikan Yamaha, Lin Jarvis, tidak merahasiakan bahwa mereka seharusnya mendatangkan Toprak Razgatlioglu dari WorldSBK untuk menggantikan Morbidelli yang masih bisa menjadi pilihan tim pada 2024.
Pembalap lain yang bisa bersaing adalah Martin setelah pembalap Spanyol itu kalah dari Bastianini di pertarungan kursi pabrikan Ducati.
Martin tidak akan memiliki kesempatan untuk bergabung dengan tim Lenovo Ducati hingga paling cepat 2025. Jadi, kemungkinan beralih ke Yamaha bisa menggoda pembalap berusia 24 tahun itu.
Semua ini akan bergantung pada performa Morbidelli, tetapi jika performanya serupa dengan musim 2020 ketika dia menjadi runner-up, pembalap baru dapat bergabung dengan Quartararo.