Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Setelah tidak menang pada Olimpiade Tokyo, saya tidak berpikir ada kemungkinan kami bisa memenangkan gelar," ucap Momota.
Saat ditanya apakah Momota merasakan tekanan untuk berkompetisi pada dua turnamen level tinggi di rumah sendiri, Momota merasa seperti dia tidak tahu apa yang terjadi, atau tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
Sementara itu rekan senegara Momota, Kenta Nishimoto memenangkan Japan Open.
"Kami sudah berlatih bersama untuk waktu yang lama dan menurut sata dia pemain yang bagus. Saya pikir lebih banyak pemain yang bermain agresif saat ini. Namun, itu tidak berguna jika
Anda tidak bisa membela diri, dan tentu saja, Anda juga harus bisa menyerang."
"Bagi saya sendiri, saya adalah tipe pemain yang bisa mendaratkan pukulan keras. Saya tidak ingin menghilangkan gaya bermainsaya, jadi saya tidak punya niat untuk mengubahnya," ujar Momota.
"Saya pikir gaya itu mungkin cocok untuk saya. Kami menang sebelumnya, jadi saya tidak berpikir kami perlu mengubah itu.:
Menurut Momota, tujuan dia sekarang adalah memenangkan gelar lain di turnamen besar di mana semua tunggal putra elite dunia berpartisipasi.
"Ya, itu sangat sulit (untuk menang). Sangat bagus untuk bisa menang. Saya tidak ingin berpikir bahwa lolos ke Olimpiade Paris adalah hal yang mudah. Saya bukan tipe orang yang menetapkan tujuan jangka panjang sejak awal. Tidak sama sekali untuk saat ini," tutur Momota.
Sebelum Olimpiade Paris 2024, Momota ingin keluar dari keputusasaan dan memenangkan gelar dalam satu turnamen.
"Pertama, saya ingin beristirahat dan bersenang-senang sebentar saat saya berusia 28 tahun. Saya tidak mau olahraga yang membuat saya merasa sangat merasa tersakiti sekarang," kata Momota.
"Jika saya bisa mengatasi perasaan ini, saya akan mendapatkan kembali motivasi saya dan saya pikir hasil yang saya cari akan mengikuti. Sejujurnya, saya tidak berpikir karier saya sebagai pemain akan selama itu sejak saya berkompetisi di turnamen mendatang untuk sisa 2022."
Momota selalu tersingkir pada babak pertama dalam enam keikutsertaanya dari sembilan turnamen yang diikuti sepanjang 2022. Prestasi terbaiknya ialah mencapai final Malaysia Open 2022, tetapi dia disingkirkan Viktor Axelsen pada partai puncak.
Peringkatnya perlahan menurun tak kunjung kembali meraih prestasi saat ikut dalam kejuaraan bergengsi.
Momota kini menurun peringkatnya hingga ke posisi ke-23 dunia. Dia kalah dari juniornya, Kodai Naraoka yang kini sudah menembus 10 besar dunia.
Momota hiatus dari ajang bergengsi selama kurang lebih lima bulan setelah Japan Open 2022 kemudian kembali tampil pada India Open 2023 meski kalah pada babak pertama. Ia mengakui ada persoalan mental yang membuat trennya menurun saat ini.
"Mungkin memang saya harus fokus menjaga kondisi mental saat ini, itu yang lebih penting," ujar Momota seusai tersingkir pada babak pertama Indonesia Masters 2023. (Tamat).