Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Perjalanan Kento Momota bak Roller Coaster, Menolak untuk Redup (Bagian 2)

By Delia Mustikasari - Selasa, 7 Februari 2023 | 13:22 WIB
Tunggal putra asal Jepang, Kento Momota, saat tampil melawan Shi Yu Qi (China) pada babak pertama Indonesia Masters 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2023). (REYHANESA PUTRA/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Kali ini, Kento Momota mengalami kecelakaan lalu lintas di Malaysia yang membuatnya mendapat cedera serius di area matanya.

Akibat cedera tersebut, penglihatan Momota terganggu sehingga tak bisa menjalani kompetisi.

Kecelakaan lalu lintas itu terjadi sehari setelah Momota naik podium kampiun Malaysia Masters 2020. Saat itu, dia mengalahkan Viktor Axelsen (Denmark).

Saat kecelakaan terjadi pada 13 Januari 2020, Kento Momota dan ketiga rekannya, Wiliams Thomas, Akifumi Morimoto, dan Yu Hirayama hendak menuju Kuala Lumpur International Airport (KLIA).

Seusai kecelakaan di kilometer 13,7 Lebuhraya, Maju Expressway (MEX), Serdang, dia mengalami luka dan memar dalam kecelakaan saat dia hendak menuju Kuala Lumpur International Airport (KLIA). 

Sementara itu, sopir yang mengendarai mobil yang ditumpangi Momota, meninggal.

Baca Juga: Babak Baru Perseteruan Lee Zii Jia dengan Mantan Pelatih asal Indonesia

Padahal, sebelumnya dia hendak berencana kembali ke Jepang demi mempersiapkan diri untuk All England yang digelar pada 11 Maret.

Padahal, karier Momota sedang bagus-bagusnya. Momota menikmati kesuksesan yang tak tertandingi pada 2019 dengan merebut 11 gelar termasuk Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Asia, dan All England.

Momota menikmati kesuksesan tersebut setelah sebelumnya terlibat skandal judi pada 2016 yang membuat dia menjalani skors hingga gagal mendapat kesempatan tampil pada Olimpiade Rio 2016.

Setelah kembali berlatih, Momota merasakan ada yang tidak beres di bagian area mata kanannya.

Melalui NTT East, Kento Momota merasa ada yang tidak beres dengan penglihatannya yang sedikit kabur.

Dia menyebut tidak bisa fokus bertanding karena semua objek yang dilihatnya menjadi dua termasuk saat melihat shuttlecock.

Juara Dunia 2019 itu memberitahukan hal tersebut kepada pelatihnya dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada 7 Februari 2020.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ternyata ada keretakan yang terjadi di bagian bawah mata kanan Momota atau orbital floor.

Dia langsung mendapat penanganan lebih lanjut dan segera dijadwalkan menjalani operasi pada 8 Februari 2020. Operasi yang dijalani Momota dikabarkan sukses.

Namun, berdasarkan saran dokter, Momota masih harus beristirahat alias menepi dari gelanggang arena pertandingan selama tiga bulan.

Melewati periode terburuk dalam hidupnya, sedikitnya ada lima turnamen kontinental/Super 500+ yang dilewatkan Momota, termasuk Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia 2020.

Sebelumnya, dia juga harus absen dalam empat kejuaraan bergengsi lainnya seperti Singapura Open 2020, Malaysia Open 2020, India Open 2020, hingga All England 2020.

Momota memang terbilang cukup beruntung karena proses pemulihan cederanya bersamaan dengan pandemi virus Corona alias Covid-19 yang membuat mobilitas di seluruh dunia jadi terbatas.

BWF bahkan menangguhkan dan membatalkan penyelenggaraan sejumlah turnamen pada 2020 demi menjaga keselamatan dan kesehatan para pelaku olahraga bulu tangkis.

Tak hanya itu, BWF juga memutuskan untuk membekukan peringkat dunia sehingga posisi Kento Momota sebagai pemain nomor satu dunia tetap aman.

Di balik cedera, Momota mendapat berkah. Dia mengukir sejarah baru dengan menjadi salah satu nomine ajang penghargaan para insan olahraga, Laureus World Sports Awards 2021.

Momota menjadi nomine pada kategori "Comeback of the Year". Dia bersaing dengan lima atlet lainnya yakni Alex Morgan (sepak bola), Alex Smith (American football/NFL), Daniel Bard (bisbol), Max Parrot (snowboard), dan Mikaela Shiffrin (ski).

Masuknya nama Kento Momota dalam daftar tersebut memastikan dia menjadi pebulu tangkis pertama di dunia yang meraih nomine pada Laureus World Sports Awards.

Berdasarkan data Laureus per tahun 2000-2020, belum ada pebulu tangkis yang masuk nominasi apapun dalam ajang penghargaan olahraga prestisius di dunia tersebut.

Dikutip dari laman resmi Laureus, Momota dipilih sebagai nomine "Comeback of the Year" karena berhasil bangkit usai cedera akibat kecelakaan lalu lintas di Kuala Lumpur, Malaysia, tahun lalu.

Pemenang dari setiap kategori ditentukan berdasarkan hak suara 68 anggota Laureus World Sports Academy.

Namun, Momota lagi-lagi mendapat nasib kurang beruntung. Kali ini, Momota positif mengidap Covid-19 hanya sesaat sebelum dia dan tim bulu tangkis Jepang bertolak ke Thailand dari Bandara Narita.

Momota dan tim Jepang batal berangkat dan berkompetisi pada rangkaian turnamen seri Asia.

Saat ini, cedera Kento Momota sudah sepenuhnya pulih.

Dia tampil pada tiga turnamen beruntun yang berlangsung di Bangkok, Thailand 2021.

Periode sulit Momota dimulai saat kembali ke lapangan. Punya harapan bangkit, penampilannya konsisten mengalami penurunan.

Saat diandalkan meraih medali emas di gelaran Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung pada 2021 lalu di Jepang, dia langsung kandas pada fase grup.

Berjuang di pelbagai ajang untuk kembali meraih prestasi, harapan mulai muncul usai badai pandemik COVID-19.

Bermain di Indonesia Masters 2021, Momota menemukan momentum bangkit dengan meraih gelar juara usai mengalahkan Anders Antonsen (Denmark) pada partai puncak.

Dalam sebuah wawancara eksklusif oleh pada akhir September 2022, Momota yang merupakan mantan tunggal putra nomor satu dunia mengungkapkan kesulitan yang dia alami dalam dua tahun terakhir, dan apa yang dia perlu dilakukan untuk kembali ke puncak.

Kento Momota melakukan kilas balik soal Olimpiade pertamanya yakni Olimpiade Tokyo 2020. 

"Olimpiade benar-benar berbeda. Dalam pikiran saya, saya memiliki gambaran berdiri di atas
podium tertinggi dan mendengarkan lagu kebangsaan, tetapi hasilnya jauh dari apa yang saya
harapkan," kata Momota dilansir BolaSport.com dari Badmintonplanet.

"Saya pikir, secara bertahap kehilangan kepercayaan diri saya. Dua tahun lalu saya mengatakan bahwa saya siap meraih medali emas. Saya pikir saya telah melakukan semua yang saya bisa sebelum Olimpiade, tetapi."

Setelah gagal pada Olimpiade Tokyo 2020, pebulu tangkis berusia 28 tahun itu merasa berantakan dan merasa sakit saat bermain bulu tangkis.

"Tidak, sekarang ini sangat menyakitkan. Saya tidak memiliki kegembiraan, tetapi saya harus melakukannya. Saya tidak bisa menang. Saya saat ini dalam situasi di mana saya tidak tahu apa yang kurang dalam diri saya," aku Momota.

Baca Juga: Perjalanan Kento Momota bak Roller Coaster, Menolak untuk Redup (Bagian 1)

"Ini tidak menakutkan, tetapi saya mulai kehilangan kepercayaan diri saat bermain. Saya tidak memiliki tujuan tertentu dalam pikiran, tetapi saya mencoba melakukan apa yang saya bisa dalam keseharian saya."

"Saya telah mencoba untuk memperbaiki kelemahan saya dan saya terus berlatih juga memperbaiki dalam pikiran saya," ujar Momota.

Satu tahun telah berlalu sejak kekalahan pada babak penyisihan grup Olimpiade Tokyo, Momota
bersumpah untuk membuat comeback dan benar-benar bekerja keras saat latihan.

Namun, Momota tersingkir pada babak kedua Kejuaraan Dunia 2022. Dia kalah dari H. S. Prannoy
(India), 17-21, 16-21.

Pada pekan berikutnya setelah Kejuaraan Dunia, Momota kalah dari Chico Aura Dwi Wardoyo dari (Indonesia), 15-21, 20-22 pada babak pertama Japan Open 2022.

Untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya yang hilang, Momota mengatakan bahwa dia melihat hasilnya dan mengakui itulah kekurangannya saat ini.

"Setelah tidak menang pada Olimpiade Tokyo, saya tidak berpikir ada kemungkinan kami bisa memenangkan gelar," ucap Momota.

Saat ditanya apakah Momota merasakan tekanan untuk berkompetisi pada dua turnamen level tinggi di rumah sendiri, Momota merasa seperti dia tidak tahu apa yang terjadi, atau tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

Sementara itu rekan senegara Momota, Kenta Nishimoto memenangkan Japan Open.

"Kami sudah berlatih bersama untuk waktu yang lama dan menurut sata dia pemain yang bagus. Saya pikir lebih banyak pemain yang bermain agresif saat ini. Namun, itu tidak berguna jika
Anda tidak bisa membela diri, dan tentu saja, Anda juga harus bisa menyerang."

"Bagi saya sendiri, saya adalah tipe pemain yang bisa mendaratkan pukulan keras. Saya tidak ingin menghilangkan gaya bermainsaya, jadi saya tidak punya niat untuk mengubahnya," ujar Momota.

"Saya pikir gaya itu mungkin cocok untuk saya. Kami menang sebelumnya, jadi saya tidak berpikir kami perlu mengubah itu.:

Menurut Momota, tujuan dia sekarang adalah memenangkan gelar lain di turnamen besar di mana semua tunggal putra elite dunia berpartisipasi.

"Ya, itu sangat sulit (untuk menang). Sangat bagus untuk bisa menang. Saya tidak ingin berpikir bahwa lolos ke Olimpiade Paris adalah hal yang mudah. Saya bukan tipe orang yang menetapkan tujuan jangka panjang sejak awal. Tidak sama sekali untuk saat ini," tutur Momota.

Sebelum Olimpiade Paris 2024, Momota ingin keluar dari keputusasaan dan memenangkan gelar dalam satu turnamen.

"Pertama, saya ingin beristirahat dan bersenang-senang sebentar saat saya berusia 28 tahun. Saya tidak mau olahraga yang membuat saya merasa sangat merasa tersakiti sekarang," kata Momota.

"Jika saya bisa mengatasi perasaan ini, saya akan mendapatkan kembali motivasi saya dan saya pikir hasil yang saya cari akan mengikuti. Sejujurnya, saya tidak berpikir karier saya sebagai pemain akan selama itu sejak saya berkompetisi di turnamen mendatang untuk sisa 2022."

Momota selalu tersingkir pada babak pertama dalam enam keikutsertaanya dari sembilan turnamen yang diikuti sepanjang 2022. Prestasi terbaiknya ialah mencapai final Malaysia Open 2022, tetapi dia disingkirkan Viktor Axelsen pada partai puncak.

Peringkatnya perlahan menurun tak kunjung kembali meraih prestasi saat ikut dalam kejuaraan bergengsi.

Momota kini menurun peringkatnya hingga ke posisi ke-23 dunia. Dia kalah dari juniornya, Kodai Naraoka yang kini sudah menembus 10 besar dunia. 

Momota hiatus dari ajang bergengsi selama kurang lebih lima bulan setelah Japan Open 2022 kemudian kembali tampil pada India Open 2023 meski kalah pada babak pertama. Ia mengakui ada persoalan mental yang membuat trennya menurun saat ini.

"Mungkin memang saya harus fokus menjaga kondisi mental saat ini, itu yang lebih penting," ujar Momota seusai tersingkir pada babak pertama Indonesia Masters 2023. (Tamat).

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P