Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Adapun Flandy, kepala pelatih tim pratama, menerima tawaran untuk menjadi kepala pelatih ganda Hong Kong pada Maret lalu.
"Bisa dibilang, ganda campuran itu hilang satu generasi. Yang semestinya generasi ini dipegang oleh Jordan/Melati dan juga Gloria," kata Debby dikutip BolaSport.com dari Djarum Badminton.
"Tapi, kan, karena satu dan lain hal (sejumlah pemain) ke-cut terus diganti dengan (generasi) di bawahnya," ujarnya.
"Mungkin juga mereka belum siap. Jadi karena hilang satu generasi, masa transisinya agak lambat," tambahnya.
Di sisi lain, kembalinya Praveen/Melati dan Gloria yang kini menggandeng Dejan Ferdinansyah ke gelanggang turnamen internasional juga tak lantas membuat semuanya kembali normal.
Dua pasangan itu aktif berlatih di klub PB Djarum sehingga hampir tidak pernah lagi menjadi partner sparing di pelatnas kecuali saat pemanggilan untuk Sudirman Cup 2023.
Baca Juga: Komitmen Rahmat Rela Habis-habisan untuk Samai Level Kevin Sanjaya
Debby beranda-andai, bahwa solusi untuk kembali menaikan performa ganda campuran Indonesia adalah memanggil kembali para senior tersebut ke pelatnas.
"Nggak ada yang salah dengan hal itu, karena kalau kita sudah ke luar (negeri) tanding itu sudah nggak liat lagi ini PBSI atau ini dari klub. Kita sama-sama bawanya Indonesia," kata Debby.
"Kalau dianggap bisa lebih bangus, kenapa harus gengsi? Nyatanya, waktu di Sudirman Cup itu bisa berjalan dengan bagus, di luar ekspektasi kita."
"Kenapa tidak, kalau pada akhirnya ganda campuran masih butuh sosok (senior)," lanjutnya.
Gagasan Debby tak berbeda dengan rencana dari Amon Sunaryo selaku asisten pelatih ganda campuran PBSI.
Beberapa pekan lalu, Amon juga menyatakan bahwa jika diizinkan oleh PBSI, ia ingin memboyong satu pasangan independen, yakni Dejan/Gloria untuk berlatih di pelatnas.
Dejan/Gloria tampil cukup kompetitif pada tahun kedua mereka sebagai pasangan dengan raihan tertinggi adalah meraih medali perunggu Kejuaraan Asia 2023.