Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Persaingan Ganda Putra Indonesia Rebut Poin Olimpiade Adil, Siapa Menurun Dia yang Tersingkir

By Delia Mustikasari - Jumat, 11 Agustus 2023 | 06:15 WIB
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto bersalaman dengan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan usai menangi duel derbi ganda putra Indonesia pada perempat final Japan Open 2023 di Yoyogi 1st Gymnasium, Tokyo, Jepang, Jumat (28/7/2023) (PBSI)

"Terutama itu untuk fighting spirit-nya. Rasa tidak mau kalahnya harus ada. Kemarin ada, tetapi kurang," aku Aryono.

Wakil-wakil ganda putra muda saat ini sudah masuk jajaran 20 besar dunia sehingga mereka sudah disorot oleh negara lain.

"Dulu ganda putra muda, peringkatnya masih 60 besar dunia. Sekarang ini mereka sudah ada di 10 besar dan 20 besar dunia. Otomatis mulai ada pressure-nya," ucap Aryono.

Baca Juga: 'Ganda Campuran Indonesia Ditinggal Richard Mainaky dan Nova Widianto Dalam Keadaan Tidak Baik-baik Saja'

"Dulu mereka tidak ada pressure karena lawannya di atas. Sekarang rankingnya sudah lumayan naik dan mereka sudah tahu lawan-lawan mereka ini. Pola permainannya sudah tahu."

"Fighting spirit-nya harus dilebihkan lagi. Porsi latihan ditingkatkan lagi karena sekarang mereka sudah menyusul sehingga otomatis ada tekanan. Yang ada sekarang mereka jadi lebih tertekan," tutur Aryono. 

"Kalau posisi menyusul tidak ada beban, lebih enak bermainnya. Sekarang ada rasa beban. Di bawah Fajar/Rian, Leo/Daniel sudah pernah juara. Cuma ada penurunan karena dulu digadang-gadang bakal bagus."

Namun menurut Aryono dari segi permainnan, Pramudya/Yeremia lebih terlihat.

"Lebih ada permainannya, tetapi itu tadi karena faktor cedera. Pramudya/Yeremia peringkatnya paling bawah karena Yeremia sempat cedera yang lumayan lama enam bulan. Untuk memulai juga tidak gampang," tutur Aryono.

"Di ganda putra itu sebenarnya ada lima pasang. Semua punya kesempatan yang sama. Dari tiga pertandingan, mereka mendapat kesempatan yang sama."