Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Nanti di akhir tahun atau menjelang mendekati Olimpiade sudah ketahuan siapa yang bisa masuk atau tidak (ke Olimpiade). Nanti siapa yang bisa masuk, dua atau tiga pasang itu yang akan didorong."
Karena itu, pelatih memberi kesempatan merata mengikuti turnamen yang sama.
"Sekarang peluangnya masih terbuka. Nanti di satu titik, oh ini tidak mungkin lagi. Jadi, kami kasih kesempatan dua pasang yang bisa masuk, itu yang diproyeksikan. Sekarang masih sama, Jadi, adil. Kalau Fajar/Rian menurun yang lain bisa saja kesempatannya sama," ucap Aryono.
Meski berpeluang besar lolos Olimpiade, Fajar/Rian tidak mau jemawa.
"Aduh, kalau bisa jangan satu (pasang) ya, biar ada teman juga dari segi latihan dan pressure. Jadi, tidak hanya harus tertuju kepada kami berdua," aku Fajar.
"Tetapi tidak ada yang tahu gitu. Ini baru tandem baru setengah jalan, tetapi yang jelas kami mau fokus tidak hanya memikirkan race to Olympic."
"Namun, bagaimana kami menjaga performance dalam arti ada kejuaraan besar pada Kejuaraan Dunia, Asian Games. Perencanaan turnaman kami sudah ada, tetapi tergantung hasilnya. Misalnya, di turnamen ini kami masih kurang pasti harus ada gantinya."
Dengan turnamen yang padat dalam pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade, Fajar mengaku kelelahan
"BWF membuat kalender turnamen ini sangat padat. Makanya setelah Australia ada waktu 10 hari ke kejuaraan dunia."
"Biasanya menuju Kejuaraan Dunia jedanya sebulan ya, tetapi mau bagaimana lagi. Kami jalani saja," ucap Fajar.
Perebutan poin Olimpiade akan dilanjutkan pada Kejuaraan Dunia 2023 di Kopenhagen, Denmark, 21-27 Agustus.
Kejuaraan Dunia 2023 masuk dalam grade 1 yang menawarkan banyak poin dalam race to Olympic.
Baca Juga: Cerita Komang Ayu tentang Debut Turnamen Super 500 yang Tertunda