Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petarung 28 tahun itu turun dari kelas ringan (70,3 kg) ke kelas bulu (65,8 kg) dalam laga ini.
"Kemarin berangkat lebih 20 kg, sekarang tinggal 6 kg. Tetapi, tidak apa-apa. Tinggal jaga pola makan saja. Proses cutting-nya ketat," aku petarung 28 tahun itu,
"Tetapi, alat-alat yang kami butuhkan seperti sauna, semua dilengkapi. Selain itu, vitamin-vitamin juga ketat karena doping-doping tidak bisa."
"Kami harus bekerja keras untuk menyiapkan badan ini. Tetapi, juga dibantu dengan peralatan-peralatan penunjang yang sudah disediakan oleh UFC."
Pengaruh pemangkasan berat badan ke kekuatan menurut Jeka tidak ekstrem.
"Cutting saya ini modelnya misal masih kurang 5 atau 6 kg saya hanya menurunkan berat badan dalam satu malam. Besok waktu penimbangan saya langsung dapat, setelah itu saya akan diberi vitamin, makan, lain sebagainya sehingga sudah bisa kembali pulih," tutur Jeka.
"Itulah yang belum kita pelajari di Indonesia. Kita biasanya jauh-jauh hari, satu bulan harus sudah di bawah batas. Ternyata hal itu salah karena akan mengurangi kekuatan kita. Dan waktu tarung berat kita cuma akan tambah 2 kg."
"Padahal di UFC saat bertarung, petarung bisa tambah 10 kg dalam hanya 12 jam. Itu yang saya pelajari di sini. Makanya saya dilarang lebih 2 kg. Ini saja masih lebih 7 kg saja. Baru saat bertarung sudah timbang bisa naik 10 kg."
Selain mengatur berat badan, Jeka juga melakukan latihan sehari dua kali. Pagi hari selama dua jam dan sore selama dua jam yang dilanjutkan dengan latihan teknik.