Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Marco Bezzecchi, yang tahun lalu diiming-imingi motor pabrikan di Pramac karena performa kuatnya, bergabung dengan Martin di Aprilia.
Sedangkan menunggu peresmian adalah merapatnya tim Pramac ke Yamaha.
Tidak adanya pembalap kompetitif karena perginya Martin dan penolakan Marquez menjadi salah satu alasan kenapa Pramac mengakhiri selama 20 musim dengan Ducati.
Satu keputusan membawa dampak yang besar. Wajar jika banyak pihak yang beranggapan bahwa Ducati memegang kunci dalam bursa transfer MotoGP.
Langkah Ducati untuk merekrut Marquez sebenarnya bisa dimaklumi karena si Alien membuktikan bahwa dirinya bisa bersaing selama mendapatkan motor yang kompetitif.
Hanya dipersenjatai motor Ducati lama, dan tidak mencangkup seluruh pembaruan, Marquez nyatanya mampu merepotkan Bagnaia dan Martin walau belum pernah menang.
Perlu dicatat juga adaptasi cepat Marquez hingga segera mengungguli dengan telak pembalap tim satelit Ducati lainnya yang musim lalu mampu memenangi lomba.
Bagaimana jadinya jika Marquez pindah ke pabrikan lain? Risiko ini yang tampaknya coba untuk dicegah Ducati walau disebut juga adanya alasan bisnis karena popularitas Marquez.
Akan tetapi, kehilangan besar yang terjadi sebagai imbas juga sulit dipahami. Pembalap veteran Aprilia, Aleix Espargaro, adalah salah satunya.
Sebab, Espargaro merasa bahwa Ducati malah turut membantu pabrikan-pabrikan lain untuk mendapat amunisi yang tak kalah menjanjikan.