Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, gagal mengulangi pencapaian Olimpiade Tokyo 2020 yang meraih medali perunggu pada Olimpiade Paris 2024.
Anthony Ginting tersisih pada fase grup di bawah Toma Junior Popov (Prancis) karena pada nomor tunggal hanya peringkat pertama grup yang berhak melaju ke babak perempat final.
"Evaluasinya bisa diakui tidak sesuai harapan. Itulah apa yang harus diterima dengan hati yang ikhlas juga," kata Anthony kepada media, termasuk BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta.
"Memang tidak gampang juga move on dari Olimpiade. Apa yang saya pribadi inginkan dengan harapan besar juga. Tetapi, memang apa yang sudah saya siapkan di Jakarta, training camp juga, perjalanan matchnya juga teringat."
"Waktu lawan Popov juga sudah coba semuanya dengan maksimal meskipun hasilnya tidak sesuai harapan. Tetapi saya rasa, saya sudah memberi yang terbaik."
Pebulu tangkis 27 tahun itu mengaku tidak mudah untuk bangkit dari kegagalan pada Olimpiade Paris 2024 setelah proses persiapan yang telah dilalui.
"Memang tidak gampang memulainya dari setahun ke belakang. Kalau bisa 1000 persen, semuanya sudah diberikan, tidak ada missed dan hal-hal lain," aku Anthony.
"Selama beberapa minggu, lebih dari dua minggu setelah selesai Olimpiade setelah pertandingan seperti lelah seluruh badan dan pikiran,dan untuk kembali lagi latihan tidak gampang."
"Ya hanya latihan saja, tetapi untuk mulai lagi mempush, fokus lagi ke turnamen berikutnya tidak gampang juga. Disamping itu juga selama di Jepang (Japan Open) mencoba untuk bermain meskipun ada rasa yang tidak enak di bagian kaki."
"Tidak mau memaksakan juga. Persiapan Jepang setelah Olimpiade kurang maksimal menurut saya pribadi dan saya tidak mau memaksa."
Setelah Olimpiade butuh waktu untuk rehat dan bangkit dari kegagalan.
Baca Juga: Rekap Hasil Taipei Open 2024 - 3 Wakil Indonesia ke Perempat Final, Pebulu Tangkis Putra Tak Bersisa
"Pastinya perlu break, tidak bisa dipungkiri, namanya manusia ada hal-hal yang bikin kecewa, patah semangat. Itu yang saya rasakan setelah Olimpiade. Tetapi, hidup terus berjalan. Jujur saja setelah Jepang dan Korea, tidak bertanding jadi bisa momen pemulihan," tutur Anthony.
"Saya juga bercerita dengan orang terdekat, sharing, maksudnya tukar pikiran. Memang fokus dan cara berpikirnya harus diubah, agar kedepan apa yang perlu ditargetkan, umur juga semakin bertambah."
"Semakin kesini pemain semakin bagus, jadi saya coba kembalikan lagi rasa bahagianya, kembalikan lagi motivasi meskipun belum dan tidak gampang."
"Memang tidak gampang, jujur sampai sekarang masih ada (rasa kecewa), tetapi sudah lebih baik."
Selain keluarga, Anthony juga berbagi cerita dengan kekasihnya, Mitzi Abigail.
"Penting karena jadi ada teman sharing, tukar pikiran, dan curhat, seperti apa yang dipikirkan. Bukan cuma itu, tetapi supportya juga dari lingkungan terdekat," ucap pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat tersebut.
"Tidak semua orang bisa terbuka, insecure atau segala macam. Menurut saya penting punya support system yang baik."
Soal apakah masih akan bersaing lolos pada Olimpiade Los Angeles (LA) 2028, Anthony tidak mengungkapkan secara pasti.
"Kemarin sempat dibilang anggap itu Olimpiade terakhir. Saya pribadi sudah all out, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bisa berkompetisi lagi dan bisa bertanding lagi di LA nanti."
"Tetapi, tidak mau terlalu panjang dulu. Maksudnya, fokus di tahun ini coba buat membalikkan mood, rasa senang bermain bulu tangkisnya karena jujur saja setelah selesai Olimpiade benar-benar capek sekali pikirannya, perasaannya."
"Dari yang sebulan terakhir persiapan semua sudah dikasih yang benar-benar maksimal. Benar-benar setelah selesai pertandingan sehabis kalah, jangankan lihat lapangan, jujur saja saat nonton Grego (Gregoria Mariska Tunjung) aduh males banget."
"Maksudnya bukan karena malas mendukung, tetapi malas melihat lapangan. Tetapi, namanya teman ada yang berjuang, jadi memang senang bisa support, bisa bantu moral."
Anthony menolak anggapan bahwa kegagalan di Paris membuat dirinya trauma.
"Tidak trauma karena saya tetap latihan saat kembali ke Jakarta. Tetapi, untuk memacu diri belum karena kalau asal latihan tidak dapat apa-apa. Hati dan pikirannya tidak ada di lapangan," ujar Anthony.
"Mau melakukan latihan yang melelahkan lagi masih belum siap. Tetapi, sampai hari ini sudah kembali lagi dan sudah siap untuk turnamen berikutnya."
"Realistisnya setelah Olimpiade turnamen milih-milih juga. Turnamen apa yang perlu berangkat, mana yang penting. Tetapi sekarang lihat juga. Jangan sampai baru seminggu pulang berangkat lagi."
"Contoh kasarnya saat kemarin Olimpiade, persiapan bagus tidak bisa berhasil, apalagi yang persiapannya tidak baik," ucap Anthony.
"Namun, tidak mau terlalu jauh karena kadang kalau persiapan tidak bagus, kayak lebih nothing to lose. Memang semua berawal dari pikiran."
"Jadi tidak mau terlalu muluk-muluk tahu menargetkan yang seperti apa. Namun, untuk mengembalikan mood dan membuat semangat."
Anthony rencananya akan turun pada Hong Kong Open 2024 (9-15 September) dan China Open 2024 (17-22 September).
Baca Juga: Hasil Taipei Open 2024 - Compang-camping Dipermainkan Wakil Tuan Rumah, Rahmat/Yeremia Terhenti