Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Padahal Rossi telah lama menjalin rivalitas panas dengan pembalap Negeri Matador sejak era Sete Gibernau, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez.
Bahkan GP Catalunya lebih melekat dengan Rossi gegara aksi overtake tak terduga ke Lorenzo di tikungan terakhir pada musim 2009.
Di GP Italia, Rossi justru tak pernah naik ke podium teratas lagi setelah merangkai win streak hingga tujuh kali pada 2002 hingga 2008.
Marquez sendiri baru tiga kali menang di tanah kelahirannya dengan kesuksesan paling anyar terjadi pada 2019.
Adapun musim ini Marquez sebenarnya tampil kompetitif dengan finis kedua dalam sprint dan ketiga di balapan utama GP Catalunya.
Perlu dicatat bahwa dia melakukannya dari posisi start ke-14.
Marquez lebih sukses di Motorland Aragon, sirkuit kedua di MotoGP yang letaknya paling dekat dengan kampung halamannya tetapi sudah berada di luar wilayah Catalunya.
Sementara soal Sirkuit Catalunya, Marquez baru-baru ini mengatakan bahwa lintasannya kurang mendukung kelebihannya.
"Salah satu kekuatan saya adalah titik pengereman dan di sini itu menjadi kelemahan saya," kata Marquez setelah hari pertama GP Catalunya pada bulan Mei lalu, dilansir dari Crash.net.
"Gaya berkendara saya spesial dan bekerja dengan baik di sebagian besar sirkuit. Namun, contohnya, di 3-4 sirkuit musim ini, cara saya kurang bekerja dengan baik."
Marquez bahkan berani mengatakan bahwa Catalunya adalah salah satu sirkuit terburuk baginya.
"Qatar, Montmelo (Catalunya)," kata Marquez menyebut trek-trek yang menyulitkannya.
"Saya akan bilang Malaysia dan Indonesia sedikit, tetapi, itu tergantung ... dengan motor ini (Ducati) ini, situasinya berubah, jadi kita lihat nanti."
"Akan tetapi, saya bisa bilang sirkuit ini (Catalunya) adalah salah satu yang terburuk," ucapnya menegaskan.
Baca Juga: Bak Tak Terima Marc Marquez Menang, Francesco Bagnaia Percaya Nasibnya Berbeda karena 1 Keuntungan