Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Namun sayangnya, deretan prestasi membanggakan yang mengawali musim kompetisi baru itu justru menukik tajam.
Di paruh kedua tahun ini, tepatnya setelah Olimpiade Paris 2024, masa-masa sepi gelar alias paceklik justru melanda Indonesia.
Dari sekian banyak kontestan yang terjun ke ajang Super 300 hingga Super 1000, Indonesia baru satu kali juara.
Satu-satunya gelar juara di paruh kedua musim ini diraih lewat duet kombinasi baru Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana.
Leo/Bagas tampil menjanjikan dan berhasll meraih juara Korea Open 2024 dengan mengalahkan juara dunia Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae.
Akan tetapi selain gelar itu, tiada lagi gelar-gelar bergengsi yang berhasil dibawa pulang para wakil Indonesia.
Beberapa kali sebenarnya ada gebrakan dari sejumlah pemain yang menunjukkan grafik menanjak hingga tembus final.
Seperti tunggal putri Putri Kusuma Wardani dan ganda putra Sabar/Reza.
Namun, mereka pun harus puas jadi finalis setelah berakhir sebagai runner-up karena kalah pada laga puncak.
Meski sekilas tidak terlihat, tetapi catatan 0 gelar yang lebih banyak sepanjang tahun ini wajib diwaspadai PBSI.