Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Kami masih masa transisi dan tahun depan sudah ada pertandingan. Kontrak pelatih jangka panjang, tetapi ada evaluasi 3 bulan 6 bulan atau setiap hari."
"Tidak menutup kemungkinan ada rolling atau mengganti pelatih. Kami tidak mau pelatih ada di zona nyaman. Apalagi saat diumumkan sudah mulai bekerja sehingga untuk pertandingan berikutnya bukan bagaimana nanti."
"Jangan sampai tidak sinkron antara pelatih fisik dan dokter. Olahraga ini tidak bisa instan apalagi ini ada masa transisi atau perubahan."
"Memang jadi terlambat kami yang memutuskan posisi siapa yang di utama dan pratama. Beda judul, tetapi kami tetap dukung untuk Indonesia. Dulu zaman saya sama saja. Hasil rembukan, bukan kami yang memaksa."
"Kami menanyakan apakah bisa membuat program dan yakin saja. Sehingga setelah itu tidak aka pertanyaan karena ke depan kami satu perahu, kalau tidak untuk apa."
"Kami tidak kontrak satu tahun tapi fleksibel. Dalam kontrak ada klausul reward dan punishment. Kontrak dengan target realistis Olimpiade 2028."
Namun, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Menpora itu mengatakan bahwa kontrak awal pelatih berdurasi dua tahun.
"Ada penghargaan dan hukuman karena setelah Olimpiade tidak akan tahu seperti apa. Kontrak bukan abu-abu, tidak berdasarkan omongan. Manusia itu tidak ada yang adil. "
"Jumlah pelatnas utama lebih sedikit daripada pratama karena tujuan pembinaan jangka panjang. Dulu diambil dari seleknas dan diambil kapan saja," ucap Taufik.