Sama sepertti Nereo Rocco, mantan pelatih AC Milan, Herrera juga menyempurnakan sistem bertahan yang sering disebut pertahanan gerendel itu.
Formasi 5-3-2 yang disebut verrou (diambil dari bahasa Prancis yang berarti pintu petir) ditambah prinsip "tacalabala" atau "pertahankan bola di kaki" menjadi andalannya.
Empat pemain bertahan dilengkapi pemain sweeper di belakang yang berpatroli di area pertahanan dipasang untuk menjadi menara terakhir sebelum bola mencapai kiper.
Sweeper andalannya saat itu adalah sang kapten, Armando Picchi.
Permainan timnya bertahan, tapi tentu juga tak lupa menyerang.
"Saya punya Picchi sebagai sweeper, ya, tetapi juga punya Giacinto Facchetti, full back pertama yang bisa mencetak banyak gol selayaknya pemain depan," jelas Herrera dikutip dari Italianfootballdaily.
Selain memperbaharui sistem bertahan catenaccio, Herrera yang disebut sedikit bermental diktator juga handal memberikan pep talk atau motivasi bagi para pemainnya.
Sebuah buku karya Brian Boedker yakni "The Legendary Ten: From Humble Beginnings to Big Business" menjelaskan bagaimana cara Herrera membangkitkan semangat pemainnya.
(Baca Juga: Macau Open 2017 - Menang Atas Tunggal Putri Jepang, Fitriani Tak Jadi Cetak Hattrick Ini)
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar