AC Milan yang baru saja kedatangan pemilik baru pada awal musim dikabarkan bisa dijual lagi dalam waktu dekat dengan harga miring.
Pada Agustus lalu, Silvio berlusconi menjual Milan kepada grup perusahaan yang dipimpin oleh pria asal China, Yonghong Li, dengan dana tak kurang dari 828 juta dolar AS (setara 11,1 triliun rupiah).
Saat itu Li membutuhkan banyak uang segar karena era kepemimpinan Berlusconi berakhir dengan neraca keuangan Milan merugi 85 juta dolar AS (setara 1,1 triliun rupiah).
Meski memiliki kerugian, AC Milan belanja besar-besaran pada pasar transfer musim panas lalu dengan mendatangkan banyak pemain bintang.
(BACA JUGA: Brasil adalah Raja Liga Champions yang Sesungguhnya)
Beberapa media internasional seperti The New York Times, Marca, dan yang terbaru majalah Forbes mengatakan AC Milan memiliki masalah serius dalam keuangan mereka.
Forbes adalah salah satu majalah yang fokus pada masalah keuangan, industri, dan investasi.
"Jangan terkejut apabila AC Milan akan segera dijual kembali dengan harga miring," tulis reporter majalah Forbes, Mike Ozanian, seperti dilansir BolaSport.com.
"Bagi saya sepertinya AC Milan yang kemungkinan kembali tak akan masuk Liga Champions musim depan, akan kembali dijual, dengan harga jauh di bawah apa yang Li bayar," tulis Ozanian melanjutkan.
Menurut Ozanian, masalah utama AC Milan adalah penggunaan dana pinjaman berbunga tinggi oleh Li dalam proses pembelian Milan.
AC Milan butuh setidaknya uang 350 juta euro (setara 5,5 triliun rupiah) pada bulan Oktober 2018 untuk membayar dana pinjaman tersebut, jumlah yang kelewat besar bagi sebuah tim sepak bola.
New York Times melaporkan bahwa sepertinya Li tidak benar-benar memiliki uang untuk membeli Milan.
(BACA JUGA: Lakukan Comeback Luar Biasa Lawan Liverpool, Penyerang Sevilla: Semoga AC Milan Melihatnya)
Perusahaan tambang yang dikatakan milik Li ternyata dimiliki empat orang berbeda sejak tahun lalu menurut catatan di China.
Melihat hal tersebut, tak mengejutkan apabila dalam waktu dekat Li akan menjual AC Milan kembali dengan harga miring.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | Forbes.com |
Komentar