(Baca Juga: Jago Main FIFA, Pemain Ini Direkrut Klub Kasta Teratas Liga Jerman)
Seperti diketahui, Catalunya aktif berkampanye untuk memisahkan diri dari Kerajaan Spanyol, seperti yang terjadi pada referendum beberapa waktu lalu.
Richard Fitzpatrick dalam buku El Clasico: Barcelona vs Real Madrid: Football's Greatest Rivalry mengatakan, warga Catalan secara tidak langsung menjadikan Barcelona sebagai simbol perlawanan terhadap status quo.
Di saat yang sama, El Clasico juga mempersatukan kedua klub di tengah kisruh politik.
Baik Real Madrid dan Barcelona tidak bisa kehilangan partai El Clasico, skenario yang sangat mungkin terjadi seandainya Barcelona dan Catalunya memerdekakan diri.
"Saya tidak bisa membayangkan Spanyol tanpa Catalunya, serta Liga Spanyol tanpa Barcelona," kata presiden Real Madrid, Florentino Perez, seperti dikutip BolaSport.com dari AS.
Sid Lowe, pakar Liga Spanyol yang menulis Fear and Loathing in La Liga, juga berpendapat sama.
"Barcelona takkan mau kalah atau tidak berpartisipasi di laga ini, meski mungkin harus mempertaruhkan sikap politik mereka," kata Lowe.
2. Dua kuda pacu Spanyol
Selain faktor sejarah dan muatan politisnya, El Clasico dipanaskan pula dengan perebutan pengaruh kedua klub sebagai penguasa utama Liga Spanyol.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | transfermarkt.com, en.as.com |
Komentar