Sebenarnya yang harus diperbaiki di sepak bola Indonesia tidak hanya tim nasional. Timnas akan bagus kalau pembinaan secara menyeluruh juga bagus. Timnas adalah foto dari bagus atau tidaknya kegiatan di luar timnas itu sendiri.
Dibandingkan dengan Timnas U-19 Indonesia era Evan Dimas, di mana ketika itu saya punya ruang yang besar selama 3 tahun untuk membangunnya dan bisa berprestasi maksimal menjuarai Piala AFF dan lolos ke putaran final Piala AFC dengan mengalahkan Korsel, tim kali ini sebenarnya punya kualitas yang lebih bagus.
Hanya memang waktu yang tersedia baru 8 bulan, padahal tim dihadapkan pada tuntutan dan keinginan untuk berprestasi tinggi. Inilah yang memang jadi tantangan buat saya ke depan.
Dari apa yang sudah saya lakukan selama 8 bulan, tentu ada beberapa catatan, termasuk dari sisi individu yang mesti diubah. Yang kedua, secara teknis, saya pribadi juga harus mau banyak belajar. Saya diberikan kesempatan oleh federasi untuk mengikuti kepelatihan di AFC Pro dan saya lakukan itu.
Secara tim, banyak hal yang memang harus kita perbaiki. Hanya, perlu diingat bahwa perbaikan itu perlu waktu.
Prestasi butuh waktu, tapi di satu sisi ada keinginan yang lebih cepat daripada proses pembentukan tim. Inilah tantangan yang harus kami hadapi untuk pelatih tim nasional.
Suporter akan selalu mengidentikkan Anda dengan gelar Piala AFF U-19 2019 dan permainan berbasis penguasaan bola. Apakah ini menjadi tuntutan soal standar minimal yang mesti diperlihatkan tim Anda?
Setiap pelatih tentu punya filosofi. Pola permainan yang saya terapkan di Timnas U-19 Indonesia adalah hasil dari pengalaman sejak 2011.
Saya mencoba menterjemahkan cara bermain yang paling cocok di Indonesia, paling sesuai zaman, serta paling simpel untuk anak-anak kita.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar